Jumat 27 May 2016 14:43 WIB

Pemimpin G-7 Khawatirkan Situasi Laut Cina Selatan

Red: Ani Nursalikah
Pemimpin dunia berpose untuk foto dalam KTT G7 di Shima, Jepang, Jumat, 27 Mei 2016.
Foto: Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP
Pemimpin dunia berpose untuk foto dalam KTT G7 di Shima, Jepang, Jumat, 27 Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SHIMA -- Para pemimpin Kelompok Tujuh (G-7) mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya aktivitas Cina di Laut Cina Selatan dan Timur, Jumat (27/5). Para pemimpin G-7 memperbarui peringatan untuk mengubah situasi dan menekankan pentingnya menyelesaikan sengketa wilayah secara damai.

Dalam deklarasi penutupan konferensi tingkat tinggi tahunan itu, para pemimpin menyerukan kerja sama kawasan dan internasional untuk mempertahankan kebebasan navigasi di laut kawasan dan bekerja sama memakai lautan secara berkelanjutan. "Kami khawatir mengenai situasi di Laut Cina Selatan dan Timur dan menekankan pentingnya manajemen perdamaian dan penyelesaian sengketa," kata mereka.

Cina secara agresif meningkatkan kehadiran maritimnya di wilayah sengketa Laut Cina Timur. Jepang dan Cina sama-sama mengklaim pulau-pulau tak berpenghuni itu.

Pembangunan pulau di Laut Cina Selatan bukan menjadi agenda formal KTT G7 di Jepang. Namun, para pejabat mengindikasikan, isu Laut Cina Selatan adalah hal yang penting.

Baca:

KTT G-7 Berfokus pada Isu Ekonomi dan Keamanan

Sejarah Hari Ini: Inggris Tenggelamkan Kapal Perang Jerman

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement