Rabu 03 May 2017 15:44 WIB

Literasi Digital Efektif Tangkal Berita Palsu

Red: Yudha Manggala P Putra
Twitter. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Twitter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan literasi digital salah satu cara efektif untuk menangkal berita palsu yang beredar di media sosial. Hal itu diungkapkan Public Policy Lead Twitter Indonesia Agung Yudha.

"Selain aplikasi yang bisa menyaring konten negatif di media sosial, literasi digital atau melek media dapat membangun kesadaran pengguna sosial media untuk tidak menyebarkan berita palsu," ujar Agung Yudha dalam kegiatan World Press Freedom Day 2017, di Jakarta, Rabu (3/5).

Agung mengatakan kesadaran pengguna sosial media harus dibangun untuk menyebarkan konten-konten positif. "Kalau para pengguna sosial media ingin menyebarkan berita, mereka harus mengecek kembali apakah berita itu sudah terverifikasi atau tidak. Kita harus membangun kesadaran pengguna sosial media untuk melakukan itu," kata dia.

Dengan banyaknya konten-konten positif di media sosial, lanjutnya, dapat mengatasi penyebaran berita palsu di media sosial.

"Kita harus melibatkan pengguna sosial media untuk melawan hoax. Kita harus mengedukasi pengguna sosial untuk tidak memodifikasi berita karena ada pengguna sosial media yang mengganti judul berita yang provokatif, padahal judul berita tersebut ketika dicek aslinya tidak seperti itu," ujar dia.

Twitter, lanjutnya, melarang penyebaran berita palsu yang diatur dalam ketentuan layanan. "Para pengguna harus mengetahui dan menyepakati aturan-aturan yang berlaku dalam layanan media sosial," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement