Ahad 07 Jan 2018 04:55 WIB

25 Imigran Diduga Tewas Akibat Kapal Karam di Libya

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ratna Puspita
Kapal imigran yang karam. (Ilustrasi)
Foto: Reuters
Kapal imigran yang karam. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LIBYA -- Sedikitnya 25 orang dikhawatirkan tenggelam dalam sebuah kapal yang karam di lepas pantai Libya setelah sebuah perahu kecil yang kemungkinan membawa 150 imigran. Dua organisasi penyelamatan mengatakan perahu tersebut mengalami masalah dan menyebabkan benda tersebut karam.

"Perahu karet itu tenggelam di bagian utara Tripoli. Sedikitnya 25 orang tewas dalam insiden tersebut, namun jumlah pastinya masih belum jelas. Angkatan laut Italia sedang berada di lokasi," ujar badan amal Jerman Sea Watch di akun Twitter mereka, dilansir dari AFP.

Penjaga pantai Italia mengatakan kepada AFP bahwa 85 orang telah diselamatkan dari kapal yang tenggelam tersebut. Sejauh ini, mereka baru menemukan delapan mayat.

Peristiwa ini dipercaya sebagai kasus kapal karam pertama pada 2018. Namun, organisasi penyelamat menyatakan kemungkinan ada kejadian lain sebelum ini. Sebab, kejadian kapal tenggelam tanpa jejak ketika berusaha menyeberangi Laut Tengah tenggelam sudah kerap terjadi. 

Kejadian ini diketahui ketika sebuah pesawat pengawas, yang sedang dalam misi antiperdagangan Uni Eropa, melihat sebuah kapal tenggelam sekitar 40 mil dari pantai Libya, yang merupakan perairan internasional. "Sebuah kapal karam di lepas pantai Libya, sebelah timur Tripoli. Puluhan orang hilang dan meninggal tanpa sebuah penguburan," tulis badan amal Proactive Open Arms Spanyol dalam unggahan Twitternya.

Sea Watch menyatakan mereka telah diberitahu mengenai bencana tersebut oleh penjaga pantai yang bertugas. Dikabarkan sebanyak 150 orang menaiki kapal tersebut. "Pencarian masih dilakukan untuk menemukan korban yang selamat," ujar penjaga pantai yang dibantu oleh sebuah kapal angkatan laut untuk proses evakuasi.

Menurut Doctors Without Borders, tahun lalu sebanyak 3.116 orang meninggal berusaha menyebrang dari Afrika Utara menuju Eropa. Usaha yang dipimpin oleh Italia untuk mencegah orang-orang untuk bepergian terlihat mengalami penurunan jumlah yang sangat tajam di paruh kedua tahun lalu. 

Sementara itu, para migran yang melakukan perjalanan berbahaya melintasi Laut Tengah dengan kapal-kapal reyot berjumlah 119 ribu. Hal ini merupakan penurunan sebanyak sepertiga dari tahun sebelumnya. 

Penurunan angka tersebut disebabkan oleh kombinasi kontroversial yang didukung oleh orang Italia yang mendorong kemampuan penjaga pantai Libya untuk mencegat kapal dan upaya untuk mencari bantuan milisi yang kuat. Kementerian Dalam Negeri Italia menyatakan dalam enam hari pertama tahun 2018, lebih dari 400 orang dibawa dengan aman menuju Italia sedangkan tahun lalu pada periode yang sama dapat membawa 729 orang. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement