Rabu 24 Jan 2018 19:58 WIB

BI Perkirakan Inflasi Januari Ditentukan Harga Pangan

Tekanan dari kelompok harga pangan diyakini akan segera mereda.

Red: Nur Aini
 Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memperkirakan inflasi sepanjang Januari 2018 akan sekitar 0,6 persen (bulan ke bulan/mtm), dipengaruhi meningkatnya tekanan harga beras, varietas cabai, dan produk lainnya dari kelompok hortikultura.

Gubernur BI Agus Martowardojo meyakini tekanan dari kelompok harga pangan itu akan segera mereda, karena meningkatnya produksi pangan usai musim panen awal tahun. Khusus untuk beras, Agus menilai kebijakan impor beras yang sudah dilakukan pemerintah akan membantu menstabilkan harga di pasaran.

"Inflasi Januari minggu ketiga ada di kisaran 0,6 persen dan secara tahunan 3,5 persen. Kita harapkan koordinasi yang sudah kita lakukan pada bulan Januari 2018 akan membuat kita secara umum bisa mengendalikan inflasi 2018," ujar dia di Jakarta, Rabu (24/1).

Proyeksi inflasi tersebut berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI hingga pekan ketiga Januari 2018. Jika inflasi Januari 2018 sebesar 0,6 persen (mtm), maka tekanan Indeks Harga Konsumen di awal 2018 lebih melandai dibanding 2017. Inflasi Januari di 2017 sebesar 0,97 persen (mtm). Sementara inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen (mtm). Pemerintah dalam APBN 2018 menetapkan asumsi inflasi 2018 sebesar 3,5 persen, sementara BI di rentang 2,5-4,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga beras yang cenderung naik pada awal Januari 2018 telah menjadi fokus perhatian pemerintah sejak akhir 2017 dan berbagai upaya siap dilakukan untuk menjaga pergerakan harga komoditas ini. "Pemerintah melihat faktor-faktor yang bisa dipengaruhi melalui kebijakan, misalnya kebijakan impor beras dan kelancaran arus barang, sehingga inflasi bisa ditekan dan distabilkan pada level yang tetap terjaga rendah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement