Kemenhub Siapkan Enam Strategi untuk Arus Balik Lebaran

Rep: Novita Intan/ Red: Bayu Hermawan

Selasa 04 Jun 2019 15:27 WIB

Kendaraan pemudik melintas di jalan Tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (3/6/2019). Foto: Antara/Fikri Yusuf Kendaraan pemudik melintas di jalan Tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (3/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan enam strategi untuk arus balik Lebaran 2019. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan saat arus balik.

Direktur Jenderal  Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan strategi tersebut merupakan hasil dari rapat koordinasi dengan Korlantas Polri dan PT Jasa Marga. Adapun enam poin hasil rapat tersebut antara lain pertama rambu-rambu di akses masuk rest area harus sudah terpasang sebelum pelaksanaan one way arus balik, yakni sebelum 7 Juni.  Kedua, penambahan mobile toilet termasuk kanopi pelindung untuk antrean toilet harus dipenuhi sebelum 7 Juni.

Baca Juga

"Kemudian ketiga, untuk mengantisipasi mobil mogok di jalan tol, diminta kepada BUJT untuk menambah mobil layanan jalan tol (mobil patroli), dan menempatkan mobil derek sereta menempatkan bengkel agen pemegang merek (APM) di rest area tipe A," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/6).

Keempat, adalah menempatkan informasi call center bantuan emergency yang dapat dihubungi setiap saat, yang ditempatkan di bawah rambu dan tempat strategis. "Strategi berikutnya adalah menambah mobil reader di gerbang Tol Palimanan dari 28 unit menjadi 38 unit, dan EDC dari 2 menjadi 12. Hal itu karena gerbang Tol Palimanan merupakan gerbang tol pembayaran cluster 2 dan tapping cluster 1," jelasnya.

Sementara terkait rekayasa lalu lintas sistem one way, kemungkinan akan diberlakukan mulai 7 Juni sampai 10 Juni, sejak pukul 12.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB. Sistem one way akan diberlakukan mulai dari KM 414 Kalikangkung sampai dengan KM 70 Cikampek Utama, dan selanjutnya diberlakukan contraflow dari KM 70 sampai dengan KM 65 atau sesuai dinamika di lapangan dengan pertimbangan dari Kepolisian.

"Beberapa hari kita melakukan arus mudik, terbaca bahwa ada kebiasaan masyarakat berangkat setelah Maghrib sehingga saat perjalanan di jalan tol mereka sudah kelelahan. Saat tengah malam atau pagi hari rest area menjadi permasalahan," ujarnya.

Menurutnya, dengan diberlakukannya one way, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan perjalanan mulai sholat subuh sehingga perjalanan siang atau sore masuk Jakarta. Karena perjalanan kalau tengah malam, rest area penuh sehingga mereka istirahat di bahu jalan dan berdampak adalah hambatan di rest area.

"Pulanglah lebih awal. Jamnya juga harus diatur sehingga kalau perjalanan pagi hari maka tidak ada terlalu mengantuk," katanya.

Terpopuler