Sabtu 01 Feb 2020 12:00 WIB

NU Diharap Bidik Ekonomi Mikro

NU menyuarakan kemandirian ekonomi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
NU Diharap Bidik Ekonomi Mikro. Foto: Logo Nahdlatul Ulama
NU Diharap Bidik Ekonomi Mikro. Foto: Logo Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nahdlatul Ulama (NU) mengusung langkah kemandirian ekonomi pada harlah ke-94, belum lama ini. Sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam yang terkonsentrasi dengan basis masyarakat tradisional, NU dinilai perlu bidik ekonomi sektor mikro.

Tokoh Muhammadiyah yang juga mantan ketua umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010, Din Syamsudin mengatakan, sektor mikro ekonomi merupakan hal yang perlu digelorakan. Kebangkitan ekonomi umat pun dinilai tak lepas dari peran serta pemerintah.

Baca Juga

“Sektor ekonomi mikro ini bisa menimbulkan kebangkitan umat,” kata Din kepada Republika, di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat (31/1).

Dia menjelaskan bahwa pada masa pra-kemerdekaan NU bergerak menggelorakan resolusi jihad untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersifat politik-keagamaan, maka saat ini gelora kebangkitan ekonomi keumatan pun perlu digencarkan. Menurutnya, ekonomi berkeadilan yang menyasar kepada umat dengan sendirinya bakal menopang ekonomi bangsa.

Ketimpangan ekonomi yang terjadi dinilai bakal menjadi bom waktu apabila tidak ditangani dengan baik. Untuk itu dia bersama mantan ketua umum PBNU (alm) KH Hasyim Muzadi pernah mengusulkan pada pemerintah untuk membentuk aksi afirmatif yang mengakomodir umat dalam hal ekonomi.

“Harus ada bantuan pemerintah agar umat juga mendapat porsi di bidang ekonomi. Kalau ekonomi umat ini maju, Indonesia pun bisa makmur, ketimangan bisa ditekan," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan penduduk Indonesia pada September 2019 sebesar 9,22 persen atau setara dengan 24,79 juta orang. Angka tersebut terpantau turun sebesar 0,19 persen jika dibandingkan pada Maret 2019. Meski begitu, menurut Din, ketimpangan ekonomi masih sangat terasa dan membutuhkan perbaikan.

Tak hanya peran pemerintah, Din juga mengimbau kepada umat untuk mau bergerak aktif menyambut kemandirian ekonomi. Dengan hadirnya 100 ormas Islam di Indonesia, umat diharapkan mampu mengoptimalkan kemandirian ekonomi.

“Saya tidak hanya bicara soal ormas NU saja, seluruh ormas Islam di Indonesia. Sama-sama ajak umat bergerak, sambut kemandirian ekonomi ini,” kata Din.

Pengembalian ghirah atau semangat kemandirian ekonomi umat itu harus digerakan dari akarnya. Jika permasalahan ekonomi, dakwah pendidikan, dan lainnya dapat digerakkan secara masif oleh umat, maka bukan tak mungkin ketimpangan di Indonesia akan semakin tipis.

Tak lupa, Din mengucapkan selamat kepada NU atas harlah ke-94 tahun ini. Dengan usia yang hampir satu abad itu, Din berharap NU dapat menjadi ormas Islam yang mewadahi berbagai lini kepentingan umat Muslim dalam bingkai keindonesiaan.

Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Gatot Supangkat mengatakan, kemandirian ekonomi yang disuarakan NU dalam harlah ke-94 merupakan hal yang tepat. Di tengah kondisi perekonomian global yang lesu dan berdampak ke Indonesia, isu ekonomi umat memang perlu diangkat.

Dia juga menegaskan bahwa core NU sebagai brand umat tradisional sangat tepat mengurus ekonomi mikro. Pertumbuhan ekonomi pun tak lepas dari kehadiran lingkungan yang lestari. Untuk itu menurutnya, pembangunan yang berkelanjutan tak lepas dari kolaborasi tersebut.

“Pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan lingkup sosial ini indikator pembangunan berkelanjutan. Maka, NU bisa membidik sektor mikro dan itu tak lepas dari dukungan lingkungan,” ujarnya.

Adapun dukungan lingkungan yang dimaksud bukan serta-merta mengeksploitasi hutan dan alam. Menurutnya, kelangsungan pembangunan tak lepas dari sektor dasar alam yakni air. Sektor ekonomi mikro yang perlu dibidik pun dinilai membutuhkan sumber daya tersebut.

“Maka mari kita berkolaborasi, kita wujudkan ekonomi yang ramah lingkungan. Biar sektor mikro umat ini usianya bisa panjang dan berkelanjutan," pungkasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement