Jumat 19 Jun 2020 05:36 WIB

Tip Membuat Video Jurnalistik yang Menarik

Berita video jurnalistik harus memiliki rumus Asik Dimba.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikas video editing (ilustrasi)
Foto: VOA
Aplikas video editing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Berita video atau video jurnalistik merupakan salah satu produk berita yang menarik minat para pembaca dan pencari informasi. Namun, belakangan video jurnalistik saat ini muncul sangat banyak sehingga tak jarang berita video kita tak diminati untuk dibuka.

Lalu, bagaimana cara membuat video jurnalistik agar lebih menarik untuk dilihat para pembaca dan pencari informasi? Redaktur Video Republika.co.id, Wisnu Aji mengatakan dalam pembuatan berita video, jangan pernah lupakan rumus 5W+1H atau "Asik Mimba".

"Apa itu "Asik Dimba"? Apa, Siapa, Kapan, Di mana, Mengapa, dan Bagaimana," tutur Wisnu dalam dalam webinar Pelatihan Teknik Jurnalistik Video, Kamis (18/6).

Menurut Wisnu, jika kita melewati satu bagian dari rumus ini, maka berita video tak akan memiliki nilai berita. Selain itu, konsep berita video pun akan hilang.

Lalu, dalam mewawancarai narasumber, menurut Wisnu, sebaiknya kita menyusun pertanyaan kita terlebih dahulu. Hal ini ditujukan agar ketika bertanya kepada narasumber, kita tak terlalu bertele-tele dan langsung ke poin pertanyaannya secara cepat dan berbobot.

"Sebelum datang ke lokasi, kita sudah memikirkan, pertanyaan apa saja yang menarik untuk ditanyakan kepada narasumber? Tentunya hal ini berdasarkan fakta yang ada, bukan hoaks," jelas Wisnu.

Wisnu mengatakan, dalam bertanya kepada narasumber, kita bisa melemparkan gimmick agar narasumber tertarik untuk menjawab pertanyaan kita. Hal ini bisa dilakukan pada saat doorstop atau wawancara narasumber dengan menghampiri saat narasumber keluar dari pintu.

Selanjutnya, dalam pembuatan berita video, kita harus memperhatikan momentum penting dalam peristiwa. Sebab, momentum sangat penting dan tidak dapat dilewati.

Jadi, sebaiknya kita harus lebih teliti dan peka untuk menyaring gambar mana saja yang memiliki momentum yang menarik atau yang harus didahulukan. Tentunya, hal ini sangat membantu saat kita memiliki gambar-gambar yang banyak.

Audio pun, kata Wisnu, juga harus diperhatikan. Ketika lokasi sangat ramai, sebaiknya kita menggunakan alat pengeras tambahan seperti microphone atau alat perekam untuk menjernihkan suara yang masuk ke dalam video.

"Karena ketika kita mendapatkan suara yang bagus, itu akan membantu dan memperbagus video yang kita buat," ungkap dia.

Lalu, kita juga harus menyesuaikan dengan irama video yang kita buat. Nada dari suara reporter serta intonasi suara pada narasi, kata dia, juga sangat mempengaruhi bagus atau tidaknya video berita yang ditonton.

Narasi ini dilakukan dengan penambahan voice over yang bertujuan menambah deskripsi yang disajikan oleh video. Lalu, musik latar di belakang pun harus dapat mendukung video. Dengan demikian, para penonton bisa mengikuti alur cerita dalam video dengan baik.

Lalu, berikan judul yang bagus dan memikat untuk berita video. Yaitu dengan mengenalkan subjek, memberikan gambar yang atraktif, menawarkan solusi yang realistis, serta membuat judul yang mampu memancing perhatian pencari informasi seperti menggunakan tanda tanya atau menggunakan angka.

"Menggunakan tanda tanya juga membantu agar penonton tertarik menonton video jurnalistik yang kita buat," kata dia.

Pelatihan Teknik Jurnalistik Video merupakan salah satu pelatihan dari Workshop Online Digital Journalistic The Series yang diselenggarakan secara daring oleh Republika yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Acara ini diadakan pada 17 Juni hingga 19 Juni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement