Selasa 12 Jan 2021 05:56 WIB

Kisah Remaja Depok Tiga Ratus Hari Mencari ISIS

Semangat menggebu Febri dan kawan-kawan diganjar dengan kekecewaan

Red: A.Syalaby Ichsan
300 Hari di Bumi Syam
Foto: Ist
300 Hari di Bumi Syam

REPUBLIKA.CO.ID, Propaganda Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tersebar lewat dunia maya. Tidak terkecuali di Indonesia. Sebuah keluarga baik-baik asal Depok yang notabene taat beragama termakan hoaks untuk hijrah ke Suriah demi menjadi warga di negara yang menerapkan syariah.

ISIS yang meng iming-imingi pengobatan gratis menjadi penyebab utama mereka pergi. Kakak Febri yang mengidap penyakit TBC tulang tergoda bujuk rayu ISIS untuk mendapat pengobatan di sana. Adapun Febri, yang tidak lagi meng ikuti pengajian keluarga, ditinggal di Indonesia tanpa tahu ke mana ibu dan keluarganya pergi.

Ditinggal sendirian, Febri pun mendapat tawaran seorang penghubung keluarganya untuk pergi ke Suriah. Febri merasa tawaran ini mungkin menjadi peluang terbaiknya untuk berjumpa kembali kepada ibu dan ka kaknya. Dengan segala risiko, Febri menerima tawaran tersebut. Buku ini berisi petualangan Febri menjalani kehidupan sebagai salah satu warga negara ISIS. Dikemas dengan gaya bertutur, buku ini bak diary seorang remaja yang sempat tinggal di daerah perang tersebut.

Febri bercerita tentang bagaimana semangatnya untuk hijrah ke Suriah bersama para muhajir (orang-orang yang hijrah lainnya). Mereka datang dari berbagai negara. Tujuan nya bermacam-macam. Ada yang memiliki motif ideologis karena hendak menjadi warga Daulah Islamiyah, ada juga yang punya alasan pragmatis seperti mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, pendidikan dan pengobatan gratis, hingga tempat tinggal yang layak. Semua informasi tersebut dipropagandakan ISIS lewat media sosial ke kaum Muslimin.

Febri dan rombongan ke Suriah dengan semangat yang teguh. Mereka berpindah kendaraan, berjalan, pindah tempat tinggal, hingga harus bersembunyi dari tentara Bashar al-Assad. Tak hanya itu, mereka bahkan sem pat keliru ketika ber temu dengan sekelompok praju rit bertopeng dan berse ragam hitam. Mere ka mengira pasukan tersebut adalah Daesh—sebutan bagi militan ISIS. Ternyata, kelompok ter sebut justru adalah Jabhat al-Nusra, salah satu faksi yang mela wan ISIS. Bela kang an, Febri pun sadar jika ada banyak faksi Muslim lain di Suriah yang mela wan Ba shar al-Assad, tetapi juga tidak sejalan dengan ISIS.

Mereka bahkan bertempur satu sama lain. Hingga akhirnya, semangat menggebu Febri dan kawan-kawan diganjar dengan kekecewaan. Sosok pertama yang mengin forma sikan tentang semua kebohongan ISIS adalah ibu dan kakaknya. Semua propaganda tersebut adalah hoaks semata. ISIS tak lebih dari sekumpulan begundal yang menjual agama.

Judul : 300 Hari di Bumi Syam

Penulis : Febri Ramdani

Penerbit : Millenia

Tebal Buku : 392 halaman

Tahun Cetak : 2020

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement