Sabtu 27 Feb 2021 13:00 WIB

Airbnb Bukukan Kerugian Rp 54,6 Triliun

Pendapatan Airbnb turun 22 persen pada kuartal empat 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Platform Airbnb. Ilustrasi
Foto: Wallpaper Flare
Platform Airbnb. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Airbnb membukukan kerugian sebesar 3,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 54,6 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) pada kuartal keempat 2020. Kerugian tersebut terjadi karena pendapatan Airbnb mengalami penurunan akibat pandemi.

Pendapatan Airbnb turun 22 persen menjadi 859 juta dolar AS pada kuartal empat 2020. Airbnb menolak untuk memberikan proyeksi laba dan pendapatan 2021. 

Dikutip dari AP, Jumat (26/2), Eksekutif Airbnb mengatakan tetap optimistis terkait pemulihan yang bisa saja terjadi pada tahun ini. Kecepatan proses vaksinasi yang tidak pasti membuat sulit untuk mengetahui seberapa cepat orang akan bersedia melakukan perjalanan. 

Pada akhir Januari, Airbnb mengungkapkan terdapat peluang positif pada tahun ini. Berdasarkan hsil survei, lebih dari setengah orang Amerika telah memesan perjalanan atau berencana untuk bepergian tahun ini.

Sejak dimulainya pandemi, Airbnb telah mengalihkan fokusnya ke kota-kota pantai dan tujuan pegunungan. Khususnya, tempat-tempat di luar ruangan yang memiliki risiko tertular virus Covid-19 dianggap lebih rendah. 

CEO Airbnb  Brian Chesky mengatakan perusahaannya akan mendapatkan keuntungan dari perubahan perjalanan dan pekerjaan. “Saat ini perjalanan mulai kembali, kami yakin akan terlihat berbeda dari sebelumnya,” kata Chesky. 

Chesky menilai, banyak orang hidup lebih nomaden. Dia menuturkan, beberapa orang mengambil masa tinggal jangka panjang, satu atau dua bulan sekaligus di Airbnb.

Selama 2020, Airbnb kehilangan hampir 4,6 miliar dolar AS termasuk biaya untuk kompensasi berbasis saham dan biaya terpisah sebesar 827 juta dolar AS untuk waran saham yang terkait dengan pinjaman. Bahkan ketika pendapatan meningkat, perusahaan juga merugi pada tahun 2017 dan 2018 karena menghabiskan banyak uang untuk pemasaran dan teknologi serta menambahkan lini baru ke dalam bisnis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement