OLEH PRIYANTONO OEMAR
Suatu malam, di bulan Agustus 1913, Wedana Panarukan berkeliling kota. Ketika tiba di sebuah gudang, matanya tertuju pada graffiti di dinding gudang. Menggunakan huruf Latin, tapi dalam bahasa Jawa: Doeh babo sang moho wikoe, Pak Ngaksamanto satokoe, loepoeto pati patoko satema prang lawan guru. Begitu kutipannya, yang ditulis...