Selasa 26 Oct 2021 10:54 WIB

Stok Beras Pemerintah di Sumut 7.674 Ton

Stok tersebut cukup sampai akhir tahun ini.

Red: Fuji Pratiwi
Beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) (ilustrasi). Bulog memastikan stok beras di Sumatra Utara cukup hingga akhir tahun.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) (ilustrasi). Bulog memastikan stok beras di Sumatra Utara cukup hingga akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Perum Bulog Sumatra Utara (Sumut) memastikan stok beras cadangan beras pemerintah (CBP) di sana masih cukup aman atau sebanyak 7.674 ton, meski di tengah meningkatnya permintaan mendekati akhir tahun.

"Stok CBP di gudang Bulog Sumut masih ada 7.674 ton. Jumlah ini akan mencukupi untuk kebutuhan hingga akhir 2021," ujar Pemimpin Perum Bulog Sumut Arif Mandu, di Medan, Senin (25/10).

Baca Juga

Bulog Sumut optimistis stok aman karena juga akan ada tambahan pasokan beras dari pusat/antarpulau dan termasuk adanya beras komersial. Bulog Sumut juga terus berupaya membeli beras petani baik jenis medium maupun premium.

Peningkatan stok, ujar Arif, semakin dirasa penting, mengingat ada prediksi permintaan terus naik menjelang Natal dan tahun baru. "Bulog sudah berkomitmen untuk ikut menjaga kestabilan harga beras dengan cara memenuhi kebutuhan masyarakat," kata dia.

Arif menambahkan, dengan stok yang memadai, bisa menjaga kestabilan harga beras. Hingga pekan ini, harga beras medium masih stabil di kisaran Rp 9.000 - Rp 10. 000 per kg. Dengan harga stabil, diharapkan inflasi di Sumut bisa dikendalikan.

Arif menjelaskan, selain beras medium, stok beras premium Bulog Sumut juga cukup banyak atau 933, 78 ton. Stok beras premium yang banyak didorong terus dengan meningkatnya pembelian beras petani oleh Bulog.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement