Senin 08 Nov 2021 15:21 WIB

Djokovic Semringah Raih Trofi Ke-37 Sepanjang Kariernya

Ini mengokohkan posisinya sebagai petenis nomor satu dunia.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Petenis Serbia Novak Djokovic memegang trofi setelah mengalahkan petenis Rusia Daniil Medvedev dalam pertandingan final turnamen tenis Paris Masters di Accor Arena, Paris, Ahad, 7 November 2021. Djokovic menang 4-6, 6-3, 6-3.
Foto: AP/Thibault Camus
Petenis Serbia Novak Djokovic memegang trofi setelah mengalahkan petenis Rusia Daniil Medvedev dalam pertandingan final turnamen tenis Paris Masters di Accor Arena, Paris, Ahad, 7 November 2021. Djokovic menang 4-6, 6-3, 6-3.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic memenangkan gelar Paris Masters 2021 yang ke-37 setelah mengalahkan juara bertahan Daniil Medvedev, 4-6,6-3,6-3 di partai final, Senin (8/11). Kemenangan ini membuat Djokovic membalaskan dendamnya atas Medvedev yang mengalahkannya di final Grand Slam AS Terbuka September lalu.

Gelar tersebut terasa istimewa karena beberapa hari setelah dikukuhkan sebagai petenis nomor satu dunia untuk ketujuh kalinya. Djokovic mengaku tenang di partai final dan tak khawatir ketika kehilangan satu set melawan pemain yang mempunyai bakat lengkap.

"Itu adalah pertandingan yang sangat ketat yang ditentukan oleh margin kecil berdasarkan beberapa poin di sana-sini. Saya sangat senang bagaimana saya menahan saraf saya di akhir dan mengambil match point,” ujar Djokovic dilansir dari firstpost, Senin (8/11).

Ia menegaskan  ingin menyelesaikan akhir musim dengan trofi sehingga berharap bisa mengelola mental, fisik dan tingkat kesetresannya. Ia mengungkapkan, salah satu kunci kemenangan atas Medvedev. Ia mengatakan, melupakan kekalahan di AS Terbuka salah satu kuncinya.

Djokovic tak menyesali kekalahan di AS Terbuka dan lebih fokus penyembuhan cedera. Hasilnya pun sangat positif dengan mengangkat tropi Paris Masters 2021.

Adapun Daniil Medvedev mengatakan, Djokovic lebih kuat pada poin-poin penting dan tak senang dengan kekalahan tersebut. Kendati demikian ia mengaku telah memberikan segalanya dalam pertandingan tersebut.

“Ketika Anda kalah dalam pertandingan, Anda selalu memiliki perasaan bahwa Anda dapat melakukan sedikit lebih baik. Masalahnya adalah Novak memenangkan poin-poin penting dan selain dari set pertama, saya tidak,” ujar petenis peringkat dua dunia ini.

Ini merupakan kedua kalinya dua petenis peringkat atas ATP bentrok di final Paris Masters. Penggemar bahkan menilai laga tersebut lebih baik pada pertandingan yang pernah terjadi pada 1990 ketika Boris Becker mundur karena cedera di set pertama saat melawan petenis nomor satu saat itu, Stefan Edberg.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ مَكَّنّٰهُمْ فِيْمَآ اِنْ مَّكَّنّٰكُمْ فِيْهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَّاَبْصَارًا وَّاَفْـِٕدَةًۖ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ اَبْصَارُهُمْ وَلَآ اَفْـِٕدَتُهُمْ مِّنْ شَيْءٍ اِذْ كَانُوْا يَجْحَدُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka.

(QS. Al-Ahqaf ayat 26)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement