Selasa 15 Mar 2022 06:30 WIB

VIRAL: Pria Rusia Borgol Tangannya ke Gagang Pintu Masuk McD, demi Apa?

Pria di Rusia memborgol tangannya ke gagang pintu masuk McD dalam video yang viral pada Senin (14/3/2022)

Rep: Reiny Aryo/ Red: Partner
.
.

Wadah kentang goreng McDonald's. Seorang pria malah memborgol tangannya ke pintu masuk<a href= McD di Moscow, Rusia, untuk memprotes rencana tutupnya restoran cepat saji itu di tengah perang. (MAGENTA/REINY ARYO)" />
Wadah kentang goreng McDonald's. Seorang pria malah memborgol tangannya ke pintu masuk McD di Moscow, Rusia, untuk memprotes rencana tutupnya restoran cepat saji itu di tengah perang. (MAGENTA/REINY ARYO)

MAGENTA -- Seorang pria asal Rusia memborgol tangannya ke gagang pintu masuk McDonald's. Pria yang teridentifikasi bernama Luka Safronov-Zatravkin itu kabarnya melakukan upaya terakhir untuk mencegah McD berhenti beroperasi di negaranya.

"Menutup restoran adalah aksi kebencian terhadap saya dan warga lainnya," kata Safronov-Zatravkin dalam video yang viral pada Senin (14/3/2022).

Aksi protes Safronov-Zatravkin di McD cabang Golden Arches di Moscow itu tak berlangsung lama. Superfan McD tersebut akhirnya diseret menjauh dari restoran oleh polisi.

Walaupun melihat Safronov-Zatravkin memborgol tangannya di pintu masuk, pelanggan McD lain tampaknya tak peduli. Mereka terus melangkah tanpa menggubris keberadaan.

Sebagian pelanggan malah berebut untuk mengamankan burger. Beberapa dari mereka dilaporkan sampai membeli dalam jumlah banyak aneka menu McD untuk dijual kembali. Ditawarkan secara daring, harga jual menu McD tersebut konon bisa setara dengan sebulan gaji warga Rusia.

McD termasuk segelintir restoran terkenal yang masih mempertahankan operasionalnya di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Perusahan makanan dan minuman lain sudah lebih dulu tutup.

Pada 9 Maret 2022, President/CEO McD mengumumkan bahwa raksasa restoran cepat saji itu akan menutup sementara seluruh 850 restorannya di Rusia. Hal itu dilakukan di tengah hujan kritik karena mereka tetap beroperasi di tengah perang.

"Sebagai sebuah sistem, kami bergabung dengan dunia dalam mengutuk agresi dan kekerasan dan berdoa untuk perdamaian. Prioritas nomor satu kami sejak awal krisis ini adalah – dan akan tetap – orang-orang kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement