Ahad 29 May 2022 21:07 WIB

Lima Dekade, Enam Trofi Liga Champions Dikumpulkan Ancelotti

Ancelotti dua kali menjadi pemenangan sebagai pemain dan empat kali sebagai pelatih.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Pelatih kepala Real Madrid Carlo Ancelotti merayakan setelah final Liga Champions UEFA antara Liverpool FC dan Real Madrid di Stade de France di Saint-Denis, dekat Paris, Prancis, 28 Mei 2022.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED BADRA
Pelatih kepala Real Madrid Carlo Ancelotti merayakan setelah final Liga Champions UEFA antara Liverpool FC dan Real Madrid di Stade de France di Saint-Denis, dekat Paris, Prancis, 28 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Carlo Ancelotti meraih trofi Liga Champions keempatnya sebagai pelatih usai kemenangan 1-0 atas Liverpool di final Liga Champions, Ahad (29/5/2022) dini hari WIB. Ia menjadi pelatih paling sukses dalam sejarah kompetisi antarklub Eropa tersebut. 

Terlepas dari empat gelar ini, perolehan medali pribadinya lebih banyak lagi. Sebab sebelum menjadi pelatih, Ancelotti adalah gelandang top pada masanya dan juga merasakan gelar Liga Champions yang saat itu masih bernama Piala Eropa.

Baca Juga

Hubungannya dengan kompetisi paling bergengsi di Eropa ini dimulai ketika ia memperkuat AS Roma yang mencapai final pada 1984 tapi kalah dari Liverpool. Ia kemudian meraih gelar juara pertama pada 1989 bersama AC Milan.

Berikut enam kemenangannya Ancelotti sebagai pemain dan pelatih yang berlangsung selama lima dekade berbeda, dikutip dari Footbal Italia:

1989 (AC Milan 4-0 Steaua Bucharest)

Ini bisa dibilang performa tim terbesar yang pernah ada di final Piala Eropa, menandai titik tertinggi era pelatih Arrigo Sacchi di AC Milan.

Duo Belanda Ruud Gullit dan Marco van Basten masing-masing mencetak dua gol di Camp Nou Barcelona saat Rossoneri merobek sang juara bertahan.

Ancelotti telah terlibat dengan membuka skor dalam kemenangan 5-0 yang terkenal atas Real Madrid di semifinal saat ia memulai pertandingan di lini tengah.

1990 (AC Milan 1-0 Benfica)

Rossoneri adalah tim terakhir selama 27 tahun yang mempertahankan trofi mereka dengan kemenangan tipis di Wina ini. Frank Rijkaard mencetak gol tunggal pada menit ke-68. Ancelotti kembali menjadi starter di lini tengah tetapi digantikan oleh Daniele Massaro pada menit ke-72.

2003 (Milan 0-0 Juventus, penalti 3-2)

Hebatnya, sejak mencapai final untuk musim ketiga berturut-turut pada 1995, ini adalah pertama kalinya Milan kembali ke babak sistem gugur.

Setelah mengatasi dua babak grup dan mengalahkan Ajax dan Inter, Milan diadu melawan juara Italia, Juventus.

Menyusul aksi cerdik yang tanpa gol hingga adu penalti, Rossoneri menang di Manchester dengan Andriy Shevchenko mencetak gol kemenangan lewat tendangan penalti.

2007 (Milan 2-1 Liverpool)

Latar belakang final ini adalah balas dendam dua tahun sebelumnya ketika Milan secara tragis kalah dari Liverpool lewat adu penalti. Padahal Milan sudah unggul 3-0 pada babak pertama. Liverpool bangkit menyamakan skor untuk kemudian menang pada tos-tosan.

Milan telah menjadi tim dominan di Eropa saat itu dengan tiga final Liga Champions dan semifinal selama lima musim berurutan. Ancelotti meraih gelar keduanya sebagai pelatih, sekaligus revans final di Istanbul dua tahun sebelumnya, dengan kemenangan 2-1 di Athena berkat dua gol Filippo Inzaghi.

2014 (Real Madrid 4-1 Atletico)

Setelah hasil mengecewakan di Eropa, Los Blancos meminta Ancelotti untuk memberikan gelar Eropa ke-10 yang telah lama ditunggu-tunggu dan dia melakukannya. Madrid mencapai final dengan cara yang menakjubkan saat mereka mengalahkan juara bertahan Bayern Muenchen 4-0 di Allianz Arena.

Namun mereka tertinggal jauh dari Atletico di Lisbon pada menit akhir sebelum Sergio Ramos mencetak gol penyeimbang dramatis untuk membawa pertandingan ke perpanjangan waktu. Pada masa tambahan inilah gol-gol dari Gareth Bale, Marcelo, dan Cristiano Ronaldo memastikan trofi kembali ke Bernabeu.

2022 (Real Madrid 1-0 Liverpool)

Ini jadi pertemuan kelima Ancelotti dengan Liverpool di final Piala Eropa/Liga Champions sebagai pemain atau pelatih dan ia meraih kemenangan ketiganya. Madrid mencapai final dengan cara yang sulit saat mereka mengalahkan PSG, Chelsea dan Manchester City di babak gugur. 

Sekali lagi, di final, mereka tampak di bawah tekanan the Reds, tetapi kemudian keluar sebagai pemenang lewat satu-satunya gol pemain sayap Brasil Vinicius Junior.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement