REPUBLIKA.CO.ID, Kerajaan Seljuk sempat berjaya 50 tahun lamanya. Kisahnya bermula dari keberhasilan Tughril dalam mempersatukan sejumlah suku bangsa Turki di Asia Tengah.
Menjelang pertengahan abad ke-11 M, ia berhasil merebut Baghdad dari tangan Bani Buwaihi yang berideologi Syiah. Sejak saat itu, Kekhalifahan Abbasiyah--sebagai simbol persatuan Muslimin sedunia--kembali ke tangan Sunni.
Tughril meninggal dunia pada 1063. Perebutan kekua saan pun sempat terjadi antar-elite kerajaan. Terlebih lagi, sang pemula Dinasti Seljuk itu tidak memiliki putra kandung.
Seorang keponakannya, Muhammad, kemudian sukses mengatasi perseteruan yang ada. Sosok yang berjulukan Alp Arselan, Singa Pemberani, itu lantas menjadi pemimpin Seljuk berikutnya.
Bersama dengan wazirnya yang setia, Nizham al-Mulk, ia membangun berbagai fasilitas demi menunjang kemajuan peradaban. Salah satu legasinya yang paling dikenang ialah jaringan universitas Nizhamiyah.