Menteri Kehutanan: Stop izin Penebangan Pohon

Rep: Agung Sasongko Red: Sadly Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nasib masa depan keberadaan hutan terus diperjuangkan. Pasalnya hutan merupakan sumber daya alam yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di kawasan itu keterkaitan sosial, budaya dan ekonomi menjadi roh yang harus dijaga dan dilestarikan. Kementerian Kehutanan selaku perwakilan pemerintah tak berhenti untuk mengusahakan penyelamatan hutan alam Indonesia demi generasi mendatang. Meski begitu, Kementerian Kehutan tidak bisa bekerja sendiri. Perlu partisipasi aktif berbagai pihak untuk membantu menyelamatkan masa depan hutan di Indonesia.

Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan saat bersilaturahmi ke harian Republika, Rabu siang mengungkapkan sedari awal pihaknya menyadari pentingnya masa depan hutan Indonesia. Karena itu, diawal dirinya menjabat, ada tiga poin penting yang dikedepankan. Yakni, tidak lagi menebang hutan sembarang, menanam kembali hutan yang rusak dan penegakan hukum yang melibatkan lembaga penegak hukum negara seperti KPK, Polisi, Kejaksaan Agung dan Satgas Mafia Hukum.

Zulkifli menyadari hutan bagi masyarakat dan pengusaha memiliki arti penting. Maka dari itu, Kementerian Kehutanan menurut Zulkifli coba mengakomodasi kepentingan dua pihak dan khususnya kepentingan nasional.  Salah satu contohnya, dengan menurunkan pemanfaatan hutan alam secara perlahan hingga pada akhir hutan alam tidak lagi digunakan secara penuh untuk menggerakan roda perekonomian. Untuk tahun 2010, Zulkifli mengaku hanya 40 persen hutan alam yang dimanfaatkan. Sebabnya, ditahun 2014 mendatang, Zulkifli mengharapkan hanya 20 persen hutan alam yang dimanfaatkan.

Disinggung soal isu pembalakan hutan liar yang semakin surut, Zulkifli menilai surutnya isu pembalakan hutan disebabkan ketegasan pemerintah melalui regulasi yang dijalankan secara ketat. Sebab lain, menurut Zulkifli memang sudah tidak ada lagi hutan yang bisa dicuri lantaran sudah habis.


 

Courtesy of youtube

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler