Demo Usai Pertandingan Inggris-Uruguay Berakhir Ricuh
REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Sebuah demonstrasi besar terjadi kembali di Brasil pasca pertandingan antara Inggris dan Uruguay, Kamis (19/6). Para pengunjuk rasa anti pemerintah terlibat bentrok dengan polisi.
Fasilitas umum seperti bank dan gedung sekitar, termasuk mobil-mobil dirusak para demonstran. Polisi menggunakan gas air mata untuk memukul mundur demonstran. Bentrok terjadi di sekitar 25 km dari Sao Paulo.
Seorang juru bicara polisi, dikutip Reuters mengatakan supporter asing terperangkap dalam bentrok.Aksi demo awalnya damai. Sekitar 1.300 orang memperingati satu tahun keberhasilan pencegahan kenaikan tarif angkutan. Namun kemudian, beberapa pengunjuk rasa mulai memecahkan jendela toko dan membakar beberapa benda.
"Protes ini tidak bertentangan dengan Piala Dunia tapi lebih pada peringatan tentang apa yang terjadi tahun lalu,'' kata Ana, seorang pengunjuk rasa yang menolak untuk memberikan nama belakangnya.
Ia mengatakan mereka turun ke jalan untuk menunjukkan kemenangan tahun lalu dan akan mengusung transportasi gratis untuk semua. Aksi ini menutup salah satu jalan utama kota. Tayangan televisi lokal menunjukan sekelompok orang bertopeng melakukan vandalisme di mobil, menembakan roket dan menghancurkan properti publik.
Gelombang protes di Brasil masih belum berhenti meskipun dilakukan dalam skala kecil-kecil.Di beberapa tempat lain, demo dilakukan dengan meneriakan slogan anti piala dunia.
Pada Rabu, demo juga dilakukan sejumlah demonstran di Sao Paulo menuntut penghasilan layak. Juru bicara polisi tidak merinci tingkat kerusakan yang terjadi akibat aksi-aksi tanpa henti ini. Ia juga tidak menyebut upaya yang telah dilakukan mengendalikan kekerasan.