Menjaga Tradisi Panjang Jimat dengan Nilai Agama

Republika/Ririn Liechtiana
Upacara tradisional 'Panjang Jimat' di Cirebon
Rep: Ririn Liechtiana Red: Sadly Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Upacara Panjang Jimat jadi upacara tradisional yang masih dilestarikan oleh Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Panjang jimat ini berasal dari dua kata, panjang dan jimat. Kata panjang berarti diperingati terus-menerus sedangkan jimat memiliki arti tersendiri selain pusaka. “Sing siji kang dirumat (yang satu yang dipelajari). Satu yang harus diingat dan diamalkan selama hidup di dunia adalah dua kalimat syahadat,“ kata Sultan Sepuh XIV Arief Natadiningrat saat membuka acara.

Upacara Panjang Jimat adalah ritual pencucian benda-benda yang dikeramatkan milik Keraton Kasepuhan Cirebon. Akan tetapi kini upacara tersebut juga sebagai acara keagamaan. Seperti diantaranya adalah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Para abdi dalem dan kerabat keraton membawa, antara lain, barang-barang pusaka, lilin, tumpeng jeneng, nasi uduk, nasi putih, lauk pauk, dan aneka buah-buahan, yang menyimbolkan kegiatan kelahiran Nabi. Setelah memohon restu Gusti Sultan Sepuh,  barisan lalu berangkat sambil diiringi pembacaan shalawat menuju langgar agung untuk pembacaan kitab barjanji hingga tengah malam.

Tidak hanya itu, peringatan maulid 12 Rabiul Awal 1439 H ini menjadi berkah bagi pedagang yang berjualan di sekitar keraton. Mereka banyak meraup untung dari kegiatan ini.



 

 

Videografer:
Ririn Liechtiana

Video Editor:
Fian Firatmaja

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler