Saudi Terancam tak Bisa Nonton Siaran Langsung Piala Dunia
Saudi belum mencapai kesepakatan dengan beIN Media Qatar yang memegang hak siar.
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Jutaan rakyat Arab Saudi terancam tidak bisa menonton siaran langsung pertandingan Piala Dunia 2018. Tim kesayangan mereka akan membuka laga dengan menghadapi tuan rumah Rusia di Stadion Luzhniki, Moskow, Kamis (14/6) malam ini.
Otoritas Saudi dikabarkan belum mencapai kesepakatan dengan beIN Media Qatar yang memegang hak siar 64 pertandingan Piala Dunia 2018 untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Seperti diberitakan situs variety.com, kondisi tersebut sebagai dampak politik dari konflik antara Saudi dan Qatar.
''Belum tercapainya kesepakatan ini tidaklah mengherankan karena Arab Saudi dan beberapa negara Arab lain telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar,'' sebut laporan variety.com. ''Negara-negara Arab itu juga memblokade negara kecil kaya gas itu selama setahun terakhir ini.''
Saudi bersama Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain melakukan blokade atas Qatar. Mereka menuduh Qatar mendukung kelompok ekstremis di kawasan Timur Tengah. Namun, Qatar, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, menolak keras tudingan tersebut.
FIFA dikabarkan telah coba membantu menengahkan kesepakatan 35 juta dolar AS antara beIN dan otoritas olahraga Saudi untuk hak siar 22 pertandingan. Termasuk siaran langsung pembukaan, pertandingan final, dan seluruh pertandingan timnas Saudi. Namun, sejauh ini FIFA belum berhasil membantu kedua pihak meraih kesepakatan.
Sementara itu, laporan Bloomberg menyebutkan, ofisial FIFA dan kepala otoritas olahraga Saudi, Turki al-Alshikh, telah melakukan pertemuan informal. Al-Alshikh menyatakan Saudi telah menunjukkan iktikad baik, tetapi beIN menyebut pertemuan tersebut belum menghasilkan kesepakatan apa pun.
Constantinos Papavassilopoulos, analis pada IHS Market, mengatakan, blokade Arab Saudi telah berdampak besar pada keuangan beIN Media. Blokade telah membuat beIN Media kehilangan akses terhadap 40 persen pelanggannya. Arab Saudi merupakan pasar terbesarnya dengan jumlah mencapai 900 ribu pelanggan.