Gol Bunuh Diri Berujung Kematian
Nyawa Escobar melayang setelah tubuhnya menerima 12 timah panas dari tiga orang.
REPUBLIKA.CO.ID, Dunia sepak bola tak akan melupakan kematian tragis Andres Escobar Saldarriaga, bek tengah tim nasional Kolombia pada 1994. Dipuji sebagai seorang pria sejati di atas lapangan, nyawa Escobar melayang setelah tubuhnya menerima 12 timah panas dari tiga orang tak dikenal.
Dengan hati yang berat, masyarakat Kolombia merelakan Escobar masuk dalam 'klub 27' bersama dengan Kurt Cobain, Janis Jolin, Jim Morrison, Jimi Hendrix. Mereka sejumlah pesohor dunia yang tutup usia pada umur 27 tahun.
Pada dekade 90-an di Amerika Latin khususnya, Kolombia setiap bagian dari kehidupan terasa begitu dekat dengan kekerasan, pembunuhan, dan kematian. Hal itu begitu lekat dalam kehidupan sehari-hari negara penghasil kopi terbesar di dunia. Bisnis senjata ilegal, kokain, dan perjudian menjadikan Kolombia karut marut.
Timnas Kolombia berada di tengah situasi yang sulit. Kerusuhan antarkartel dan pembunuhan yang selalu menjadi headline berita televisi jadi santapan Carlos Valderrama dkk ketika bersiap terbang ke Negeri Paman Sam.
Meski begitu il Tricolor mampu tampil impresif sepanjang babak Kualifikasi Piala Dunia 1994, timnas Kolombia menorehkan capaian fenomenal dengan tak terkalahkan dalam lima partai di lima pertandingan kualifikasi dan hanya kebobolan dua gol.
Tim besutan Francisco Maturana terbang ke Amerika Serikat untuk mengikuti hajatan empat tahunan sekali dengan ekspektasi tinggi warganya. Kolombia diperkirakan dapat mengatasi lawan-lawannya di Grup A yang dihuni tuan rumah Amerika Serikat, Rumania, dan Swiss.
Beban berat berada di pundak 23 pemain Kolombia yang mentas di Piala Dunia edisi ke-15 itu. Sebab, para kartel Kolombia berharap Faustino Aprilla dan rekan setim dapat melangkah sejauh-jauhnya dan terhindar dari kekalahan.
Sayang harapan tersebut tak dapat dipenuhi oleh timnas Kolombia, mereka kalah 1-3 dari Rumania pada partai pertama. Tetapi, keinginan untuk tetap berada dalam turnamen itulah yang membuat para pemain Kolombia bersemangat.
Alih-alih mendapatkan tiga poin dan membuka kans mereka untuk lolos ke babak selanjutnya, Kolombia tumbang 1-2 dari Amerika Serikat. Petaka hadir pada menit ke-35, Andres Escobar salah mengatisipasi umpan silang pemain sayap AS John harkes. Upayanya menghalau bola justru berakibat positif bagi tuan rumah, bola mengarah ke arah gawang sendiri yang tak bisa diantisipasi kiper Oscar Cordoba. Meski menang 2-0 pada partai terakhir lawan Swiss, il Tricolor tetap gagal melaju ke babak selanjutnya.
Kolombia harus angkat koper lebih dulu. Kegagalan mereka tak hanya diratapi, tapi juga dicibir. Aksi mereka dinilai ganjil oleh sejumlah media, terutama, karena sebelumnya di babak kualifikasi Kolombia tampil trengginas. Publik negeri itu, utamanya media-media dalam negeri, melayangkan beragam kritik pedas yang lantas memicu banyak ancaman penculikan dan pembunuhan kepada pelatih Francisco Maturana.
Polisi kemudian mengawal kediaman Maturana dan Gomez selama beberapa saat. Sementara Escobar tak merasa nyawanya terancam akibat kesalahan fatal itu. Sekembalinya ke Medellin, ia beraktivitas seperti biasa, termasuk mencari hiburan di klub malam.
Ia terakhir kali terlihat di dekat sebuah klub malam El Indio oleh sejumlah saksi mata pada 2 Juli dini hari 1994. Escobar yang berada di dalam mobilnya, dilaporkan didekati dan kemudian terlibat cekcok dengan tiga orang tak dikenal. Tak berselang lama, senapan dicabut mengarah ke Escobar dan meletuslah 12 kali tembakan seperti keterangan saksi mata.