Harald Schumarcher, Pemain Jerman yang Dibenci Prancis

Bahkan kebencian masyarakat Prancis melebihi kebencian mereka terhadap Hitler

Logo Piala Dunia 1982
Rep: Febrian Fachri Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Piala Dunia 1982 di Spanyol menyimpan sejarah yang menimbulkan kebencian antarnegara peserta. Yakni antara Prancis dengan Jerman (kala itu bernama Jerman Barat). Prancis bertemu dengan Jerman Barat di babak semifinal di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan Kota sevilla pada 8 Juli 1982.

Insiden menyeramkan terjadi antara bek Prancis Patrick Battiston dengan kiper Jerman Harald Schumarcher. Battiston yang baru masuk selama 10 menit sebagai pemain pengganti saat itu maju ke garis pertahanan Jerman Barat. Ia menyambut bola umpan lambung dari Mitchel Platini.

Saat hendak menendang bola, Schumacher keluar dari sarangnya dengan kencang untuk menghadang Battiston. Schumacher melompat dan memutar badannya sehingga bagian pinggulnya menghujam tubuh Battiston.

Aksi brutal Schumacher ini membuat Battiston tumbang. Ia langsung pingsan. Tulang punggungnya rusak. Giginya juga patah. Battison yang kala itu bermain untuk klub     Bordeaux harus koma untuk waktu yang cukup lama.

Wasit asal Belanda Charles Corver yang memimpin pertandingan tidak menganggap insiden nahas itu sebagai pelanggaran serius. Corver tidak memberi kartu kepada Schumacher  dan juga tidak memberi hadiah penalti kepada Prancis walau kejadian tersebut terjadi di dalam kotak penalti. Corver memutuskan memberi tendangan gawang kepada Jerman karena bola memang sudah sempat disepak Battiston sebelum ia kena hujam Schumacher.

Saat itu hasil laga berakhir sama kuat 3-3. Dan harus diselesaikan lewat adu penalti. Schumacher berhasil menggagalkan dua sepakan pemain Prancis sehingga Jerman Barat lolos dengan skor penalti 5-4. Namun Jerman Barat gagal juara karena di final mereka kalah 3-1 oleh Italia.

Walau Jerman Barat gagal di final, bukan berarti warga Prancis kehilangan rasa benci kepada tim itu sejak kejadian Schumacher. Dikutip dari irish Miror, Selasa (26/6), Schumacher  dinilai sebagai musuh bersama warga Prancis.

Dalam satu polling yang dimuat di surat kabar, Schumacher disebutkan lebih dibenci oleh rakyat Prancis. Kebencian  yang mengalahkan rasa benci rakyat Prancis terhadap diktator Jerman Adolf Hitler.

Kebencian rakyat Prancis kala itu karena telah mencederai Battiston. Schumacher memperlihatkan sikap tidak respek. Ia tidak pernah melihat Battison ke rumah sakit.

Tapi di kemudian hari, Schumacher sangat menyesali sikap kearoganannya itu. Ia sadar tindakannya kepada Battiston adalah sikap seorang pengecut. Ia merasa sebagai pecundang karena tidak bertanggung jawab atas nasib Battison yang dibuatnya terbaring koma.

"Itu adalah tindakan pengecut, saat pertama hidupku ketika aku adalah seorang pengecut," kata Schumacher.

Untuk meredam kebencian rakyat Prancis kepada Jerman Barat, kedua pemimpin negara sampai harus berkirim telegram untuk merespons kejadian antara Schumacher dengan Battison.

Pada akhirnya dua tahun kemudian, Schumacher dan Battison bertemu untuk saling meminta maaf. Ketika itu ada pertandingan persahabatan antara Prancis dengan Jerman Barat di Strasbourg Prancis.

Battison bertukar kaos dengan Schumacher. Namun kejadian itu tidak dapat dilakukan di depan umum. Kabarnya Schumacher mencegah agar pertemuannya dengan Battison tidak diliput media. Pertemuan privat Schumacher dengan Battiston kabarnya dilakukan di ruang ganti.




Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler