Serunya Menaklukkan Kereta Bawah Tanah Moskow

Terdapat 196 stasiun metro di Moskow yang memiliki 12 lini.

Republika/Citra Listya Rini
Suasana stasiun Metro di Saint Petersburg, Rusia, Rabu (27/6).
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Citra Listya Rini
Wartawan Republika


 

Menaklukkan kerumitan sistem metro atau kereta bawah tanah di ibu kota Rusia, Moskow, menjadi pengalaman tersendiri bagi saya. Beruntung sistem metro di Saint Petersburg lebih simple dari Moskow.

Terdapat 196 stasiun metro di Moskow yang memiliki 12 lini. Ada lini berwarna merah, hijau, abu-abu, kuning, cokelat, biru sampai pink. Tentu saja banyaknya lini metro di Moskow ini membuat pelancong seperti saya menggarukkan kepala alias pusing.

Urusan membeli tiket metro sangatlah mudah, Anda cukup mendatangi petugas di loket atau menggunakan mesin. Yang membuat pusing adalah lini mana yang harus kita pilih untuk mencapai tempat tujuan. Tulisan Sirilik Rusia yang sulit dibaca, membuat kepala semakin pusing tujuh keliling mencari stasiun tujuan.

Sebetulnya, penunjuk arah ada yang bertuliskan huruf latin, tapi terkadang tidak sepenuhnya membantu. Lantaran setiap pengguna metro harus berganti stasiun jika ingin transit menuju rute tertentu. Misalnya, jika saya ingin ke Lapangan Merah alias Red Square, saya harus mencari stasiun Okhotny Ryad yang merupakan lini merah.

Nah, jika saya memulai perjalanan dari stasiun yang lini warnanya berbeda, tentu berpindah stasiun wajib hukumnya. Kesulitan mengambil arah yang mana di dalam stasiun transit, terkadang membingungkan. Ini mengingat banyaknya pilihan arah dan berjubelnya pengguna metro setiap harinya di Moskow.

Namun, rumitnya sistem metro di Moskow akhirnya bisa saya taklukkan. Ternyata butuh waktu tiga hari bagi saya menaklukkan kerumitan metro di Moskow. Aplikasi rute perjalanan metro yang saya unduh di ponsel menjadi dewa penolong.

Beruntung ketika menjejakkan kaki di Saint Petersburg, saya tak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan sistem metronya. Ini mengingat sistem metro di Saint Petersburg lebih sederhana dibandingkan Moskow. Kalau metro di Moskow memiliki 12 lini, Saint Petersburg hanya lima lini saja.

Jumlah stasiun metro di Saint Petersburg juga lebih sedikit dibandingkan Moskow, yakni 67. Namun, jumlah tersebut rencananya bakal bertambah menjadi 126 stasiun. Begitu juga dengan lininya yang direncanakan bertambah menjadi sembilan di Saint Petersburg.

Sedikitnya jumlah lini tentu saja memudahkan saya menggunakan metro. Lewat aplikasi yang sudah saya unduh sejak di Moskow, berpindah metro dari satu stasiun ke stasiun lainnya juga bukanlah perkara sulit. Berbeda kondisi dengan stasiun metro kolong bawah tanah Moskow yang kerap membuat kepala saya pusing.

Antrean depan loket pembelian karcis atau mesin top up tiket juga tak sepanjang di Moskow. Hanya, stasiun metro di Saint Petersburg lebih sempit sehingga terkadang kurang leluasa jika pengguna sedang membludak jumlahnya.

Total pengguna metro di Saint Petersburg lebih sedikit dibandingkan Moskow. Tercatat sebanyak 2,14 juta orang menggunakan metro setiap harinya di Leningrad, nama lama kota Saint Petersburg. Sedangkan pengguna metro di Moskow dalam seharinya mencapai tujuh jutaan. 

Di Moskow untuk menggunakan jasa metro sekali jalan sebesar 55 rubel atau kurang lebih Rp 12 ribu. Di Saint Petersburg ongkosnya lebih murah, yakni 45 rubel atau sekitar Rp 10 ribu. Metro Saint Petersburg dibuka pertama kali pada 15 November 1955 dengan jam operasional dari 05.45 sampai 00.30 waktu setempat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler