Penegak Hukum tak Tuntut Pelempar Telur ke Pemain Korsel
Pemain Korsel sudah tidak kaget lagi dengan respons buruk dari suporter.
REPUBLIKA.CO.ID, INCHEON -- Para pemain Korea Selatan (Korsel) menjadi korban pelemparan telur dari suporter saat mendarat di Bandara Kota Incheon. Kepulangan rombongan pemain Kesatria Taeguk dari Piala Dunia Rusia 2018 disambut dengan cara kurang mengenakan.
Saat foto bersama sebelum tim bubar, para pemain dilempari telur oleh suporter. Aksi ini terekam kamera yang kemudian menjadi sorotan media internasional.
Kepolisian Incheon mengatakan, pihaknya masih belum bisa memproses pelanggaran dan pelecehan terhadap pemain timnas Korsel itu. Dikutip dari situs berita Standard, Selasa (3/7), pihak kepolisian kesulitan memproses kasus ini karena tidak ada pengajuan keberatan secara resmi dari para korban, yakni para pemain Korsel dan juga federasi sepak bola Korsel.
"Melontar telur dianggap sebagai serangan. Tetapi, itu juga merupakan pelanggaran yang tidak dapat dituntut tanpa keberatan dari korban," kata juru bicara kepolisian Incheon.
Pemain Korsel sudah tidak kaget lagi dengan respons buruk dari suporter. Kejadian yang sama juga terjadi pada Heung Min Son dan kawan-kawan saat baru pulang dari Piala Dunia Brasil 2014 silam. Ketika itu, pemain Korsel dilempari permen.
Korsel yang notabene tim kuat Asia selau dibebani prestasi setiap kali ikut Piala Dunia. Tapi, di dua Piala Dunia terakhir, nasib Korsel hanya sebatas meramaikan babak penyisihan grup.
Di Rusia, Korsel kalah di dua laga awal Grup F dari Swedia 0-1 dan Meksiko 1-2. Sebenarnya, cara Korsel mengakhiri Piala Dunia Rusia cukup baik dengan mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0. Korsel menjadi batu sandungan yang membuat Jerman harus puas berada di posisi paling buncit Grup F.
Empat tahun lalu, pencapaian Korsel lebih buruk. Tim itu menjadi juru kunci Grup H dengan poin satu. Di Negeri Samba, Korsel gagal bersaing dengan Belgia, Aljazair, dan Rusia.