'Negara Kecil, Impian Besar', Mantra Kroasia di Piala Dunia
Kroasia membuktikan negara kecil bisa menjadi 'raksasa' di Piala Dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, KROASIA -- “Mala zemlja, veliki snovi”. Dalam bahasa Indonesia: 'Negara kecil, impian besar'. Slogan inilah yang terpampang di jendela bus pemain Timnas Kroasia sejak awal perjalanan mereka di Piala Dunia 2018 Rusia. Kalimatnya mungkin terkesan sederhana. Namun bak mantra, ia terbukti ampuh menyulap tim dari negara kecil ini sebagai salah satu 'raksasa' di pentas sepakbola terakbar dunia.
Republik Kroasia merupakan negara pecahan Yugoslavia dengan penduduk hanya sekitar empat juta orang. Namun mereka kini dipandang tinggi oleh dunia setelah timnasnya menembus final Piala Dunia 2018. Walau gagal jadi juara setelah dikalahkan Perancis dengan skor 4-2, Kroasia mencetak sejarah.
Manajer Republik Kroasia Zlatko Dalic termasuk salah satu yang menekankan pentingnya slogan tersebut. "Di bus kami ada slogan, 'Negara kecil, impian besar', itu pesan yang bagus untuk semua. Bekerja keras. Memiliki pemain yang bagus. Dapatkan hasilnya. Dan percaya bahwa itu mungkin saja terjadi. Banyak hal harus jatuh pada tempatnya," ujar dia seperti dikutip Independent, Senin (16/7).
"Khususnya untuk negara-negara yang lebih kecil seperti Kroasia dan Georgia. Kita harus punya mimpi, ambisi. Kemudian ikuti mimpi dan ambisi itu. Suatu hari, mungkin itu akan menjadi kenyataan. Dalam sepakbola, atau dalam kehidupan secara umum. Jangan menyerah."
Pesan Dalic mengantarkan pada sebuah kenyataan yakni Kroasia sebagai tim underdog terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia. Dengan populasi tergolong minim, Kroasia menjadi peserta piala dunia dengan wilayah terkecil setelah Uruguay pada 1950. Tapi pencapaian mereka termasuk yang terbaik di antara tim dengan wilayah kecil yang sudah hebat lainnya seperti Jerman, Perancis, dan Spanyol.
Bagi Kroasia, masuk final dan berhadapan dengan pemenang Piala Dunia 1998, serta mengalahkan tim besar lainnya seperti Argentina, Denmark, Rusia, dan Inggris dalam Piala Dunia 2018 ini, adalah pencapaian yang sangat baik.
Kisah mereka tentang kerja tim, persatuan para pemain, semangat, dan apa yang bisa dicapai tim sepak bola ketika semua pemain berusaha keras mengaduk-aduk pertahanan lawan, ya, mereka tidak bisa melakukannya tanpa Luka Modric. Tapi ada lebih banyak cerita lagi di balik itu semua.
Para pemain Kroasia telah menunjukkan mentalitas yang luar biasa di Piala Dunia ini, dua kali menang adu penalti, mengatasi Inggris di perpanjangan waktu dan kemudian berjuang kembali di final sebelum kaki mereka akhirnya memberi jalan. Dalic menjelaskan, dia 'tidak pernah berhenti percaya' walau timnya sudah tertinggal 4-1 kemarin.
"Pada skor 4-1, saya tidak kecewa dan keluar, tidak merasa kalah," kata Dalic. "Ini adalah kehidupan. Kami menerimanya apa adanya. Secara keseluruhan, kami memainkan turnamen dengan kekuatan dan kualitas yang hebat," lanjut dia.
Setelah peluit tanda waktu pertandingan berakhir, Dalic mengumpulkan timnya, dan memberi mereka pesan penting tentang seberapa baik mereka melakukannya.
"Tentu saja, kami semua sedih dan putus asa. Tapi saya mengatakan kepada mereka untuk mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi. Tidak ada alasan untuk merasa tidak puas. Mereka telah memberikan semuanya. Mereka harus bangga dengan penampilan mereka di turnamen," ujar Dalic.
"Dalam olahraga, terkadang kita harus kalah, itu tidak bisa dielakkan. Ketika kita menang, kita bermartabat dalam kemenangan. Sekarang kita harus bermartabat dalam kekalahan, dan menghormati hasil akhir."