Divestasi Vale Indonesia Tunggu Harga Pasar Saham Membaik
Pemerintah menunjuk holding BUMN Pertambangan untuk membeli saham Vale Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses divestasi saham PT Vale Indonesia kepada pemerintah Indonesia melalui holding pertambangan masih dalam proses. Namun, saat ini proses transaksi belum bisa dilakukan karena harga pasar saham yang sedang anomali.
Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak menjelaskan diskusi tentang divestasi ini terus berjalan. Ia menjelaskan MIND ID selaku nahkoda holding tambang intens bertemu dengan Vale Indonesia untuk membahas hal ini.
Sayangnya, memang untuk ke tahap transaksi kedua belah pihak masih menahan diri karena harga saham masih naik turun. "Ya masih bahas di masing masing internal. Fluktuasi harga saham di pasar juga lagi kayak gini kan. Fluktuasi harganya lagi anomali gini," ujar Orias di Kementerian Perekonomian, Selasa (3/3).
Orias menjelaskan kondisi harga saham yang stabil penting bagi kedua belah pihak. Sebab, pembelian saham oleh pemerintah perlu cermat. Jangan sampai penyerapan divestasi malah merugi.
Disatu sisi, ketika harga saham juga anjlok, hal ini memberatkan Vale Indonesia. Orias menilai perlu ada harga yang wajar dan kesepakatan yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.
"Saya bisa salah kalau ketinggian. Mereka juga kalau kerendahan dia juga nggak enak kalau kemurahan kan. Tapi kami belum bicara sampai situ. Itu perhitungan kami aja," ujar Orias.
Orias belum bisa memastikan kapan transaksi divestasi saham Vale Indonesia bisa terealisasi. Saat ini kedua belah pihak masih menunggu kondisi pasar stabil sembari berhitung di masing masing internal perusahaan.
"Tapi ya itu kami bahas dulu di internal masing masing sampai harga pasar stabil dulu," ujar Orias.
Dari segi kesiapan, Orias mengatakan MIND ID siap kapan saja jika transaksi dilakukan. Sebab, perusahaan sudah mengantongi pinjaman dana dari sindikasi bank yang dimotori oleh Mitsubisi Bank dan beberapa bank lainnya.
"Duit mah udah banyak. Udah ada juga yang dari sindikasi tinggal narik," ujar Orias.