Dampak Corona, Pemerintah Minta Bank Turunkan Bunga Kredit
Pemerintah berencana mengeluarkan paket stimulus ekonomi jilid II
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasa keuangan secara berkelanjutan. Langkah ini untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global terutama penyebaran virus corona.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah memberikan stimulus kebijakan paket ekonomi pertama. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah menurunkan suku bunga.
“Kami mendengarkan masukan dari para stakeholder, CEO perbankan menyampaikan prioritas pemerintah dengan stimulus paket pertama dan kemudian kebijakan yang diambil BI dan OJK harapannya bisa transmisi penurunan suku bunga BI bisa dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3).
Tak hanya transmisi suku bunga, Airlangga juga menyampaikan langkah pemerintah untuk mendorong sektor riil lebih kencang di tengah situasi ekonomi saat ini. Pemerintah pun akan berencana mengeluarkan paket kebijakan ekonomi kedua mengenai kegiatan ekspor dan impor.
“Sekaligus mendengar dari perbankan bagaimana situasi kredit dan langkah-langkah penguatan apa yang bisa dilakukan ke depan, dan pemeirntah telah menaikkan subsidi bunga KUR dan palfon kredit Rp 190 triliun dan replanting (kelapa sawit) diprioritaskan. Value chain, cluster wholeseller dan ritel juga diperhatikan karena jadi backbone perekonimian nasional,” jelasnya.
Pada Desember 2019, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun ini, dengan plafon anggaran ditingkatkan menjadi Rp 190 triliun, suku bunga yang juga diturunkan dari tujuh persen diturunkan menjadi enam persen. Sekaligus program peremajaan atau replanting kelapa sawit, pemerintah akan mengalokasikan plafon KUR khusus replanting dengan total luas replanting sawit yang mendapatkan pembiayaan KUR seluas 500 ribu hektare.
"Bank juga akan support karena 56 persen ekonomi di pasar dari dalam negeri. Untuk NPL data yang ada dampaknya tidak immediately segera, masih dimonitor dalam beberapa bulan ke depan," ucapnya.
Sementara Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menambahkan pemerintah dan industri perbankan berkomitmen memberikan sejumlah kebijakan insentif fiskal. Langkah ini untuk mmenjaga pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Bank Indonesia telah memberikan insentif moneter dengan penyediaan likuiditas dan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dan suku bunga acuan. "Kami dari Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) dan CIMB kolaborasi dan merespon kebijakan ini agar transmisi cepat dan efektif menjaga level pertumbuhan," ucapnya.