Banyak Importir tak Miliki Stok Bawang Putih

Banyak importir mengaku sudah tak memiliki stok bawang putih

Antara/Anis Efizudin
Banyak importir mengaku sudah tak memiliki stok bawang putih. Ilustrasi.
Rep: Rahayu Subekti Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak importir mengaku sudah tak memiliki stok bawang putih untuk dipasok ke distributor. Padahal belum lama ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta importir untuk mendistribusikan bawang putih yang masih dimiliki untuk menekan kenaikan harga.

Ketua Perkumpulan Pengusaha Bawang Nusantara Mulyadi mengaku sudah mendapatkan arahan untuk segera menggelontorkan stok bawang putih impor. "Kalau anggota kami sudah mendapatkan imbauan, harus digelontorkan yang punya stok. Masalahnya tidak semua importir punya stok," kata Mulyadi kepada Republika, Ahad (8/3).

Dia memperkirakan saat ini kemungkinan hanya sebagian importir yang masih memiliki stok bawang putih untuk didistribusikan. Sebagian importir tersebut, kata dia, yang menguasai stok bawang putih.

Mulyadi mengatakan menurut informasi yang sudah ia terima, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RPIH) baru. "RPIH itu kepada sepuluh perusahaan atau importir dengan jumlah 103 ribu ton," ujar Mulyadi.

Selain itu, menurutnya Kemendag juga sudah menerbitkan Surat perizinan Impor (SPI) dengan jumlah 63 ribu ton. Akan tetapi Mulyadi menegaskan hingga saat ini belum ada importir yang menerima instruksi tersebut.

Dia menuturkan seharusnya pemerintah dapat membuka data penerima RPIH dan SPI tersebut. "Kalau menurut Kemendag, stok masih ada atau cukup publish saja importir yang masih mempunyai stok," tutur Mulyadi.

Begitu juga dengan Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo). Ketua II Pusbarindo Valentino mengaku saat ini juga banyak importir di dalam anggotanya tak lagi memiliki stok bawang putih. "Di anggota kami stok bawang putih sudah tidak ada," kata Valentino kepada Republika, Ahad (8/3).

Valentino menegaskan saat ini sudah sangat dibutuhkan impor bawang putih. Untuk itu, Valentino menuturkan pemerintah harus lebih cepat untuk mengeluarkan SPI dan RPIH baru bagi perusahaan atau importir bawang putih.

Pemerintah sebelumnya sudah menerbitkan SPI pada 26 Februari 2020 untuk impor bawang putih sebanyak 25.800 ton. "Anggota kami yang memperoleh SPI hanya 800 ton. Itu hanya tiga persen saja," ungkap Valentino.

Untuk itu, Valentino menegaskan pemerintah harus segera menerbitkan RPIH dan SPI yang baru. Dengan begitu antisipasi stok bawang putih dapat diantisipasi untuk kebutuhan hingga puasa dan Lebaran 2020.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler