PI Dorong Pengembangan Produksi Pupuk Nonsubsidi
Tantangan Pupuk Indonesia Group lebih kepada peningkatan pemahaman masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mendukung arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mendorong industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang agar tak hanya memproduksi pupuk subsidi. Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, Pupuk Indonesia siap mendukung program ketahanan pangan nasional lewat penyediaan produk-produk yang mendukung produktivitas pertanian, baik itu pupuk subsidi, pupuk nonsubsidi maupun produk nonpupuk lainnya seperti benih hingga pestisida.
"Intinya kami siap mendukung apa pun program Kementan. Kita memang sudah mempunyai produk-produk yang dimaksud Pak Menteri (Pertanian)," ujar Wijaya saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (8/3).
Wijaya menyampaikan, Pupuk Indonesia dan anak usaha tidak hanya produksi pupuk bersubsidi, melainkan sudah mulai sudah fokus pengembangan ke produk NPK untuk segala macam komoditi, tidak hanya pangan tapi juga perkebunan hingga holtikultura. Wijaya menjelaskan, Pupuk Indonesia Group telah memiliki berbagai inovasi produk seperti seperti pestisida, pupuk untuk buah, hingga benih dan pupuk hayati.
"Kami telah mengembangkan beberapa produk, contohnya pupuk untuk jeruk merek Jeranti produksi Pupuk Kujang, Phonska Plus produksi Petrokimia Gresik, bio fertilizer, pupuk hayati, dan pestisida. Kita juga fokus mengembangkan produk-produk nonurea, khususnya NPK," ucap Wijaya.
Tak hanya itu, lanjut Wijaya, Pupuk Indonesia Group juga telah memiliki unit riset yang tersebar di seluruh anak usaha dalam menghasilkan produk-produk untuk solusi pertanian dan peningkatan produktivitas tanaman. Wijaya mengambil contoh satu unit riset di Petrokimia Gresik bernama kebun percobaan yang menjadi sarana bagi perusahaan dalam mengembangkan inovasi produk.
Wijaya menambahkan, tantangan Pupuk Indonesia Group lebih kepada peningkatan pemahaman masyarakat dalam menyerap produk-produk Pupuk Indonesia Group. "Yang memang perlu kita tingkatkan memang sosialisasi dan penetrasi pasar dari produk-produk tersebut," kata Wijaya.