Sejak Ada Virus Corona, Contagion Jadi Film Paling Dicari
Film Contagion bercerita tentang wabah fiktif virus MEV-1.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Contagion yang dibintangi oleh Matt Damon dinilai memiliki kemiripan jalan cerita dengan situasi wabah Covid-19 saat ini. Kemiripan ini menggelitik rasa penasaran banyak kalangan dan akhirnya membuat Contagion menjadi film yang paling banyak ditonton di Amazon Prime dan Itunes saat ini.
Inti cerita dalam film yang tayang di bioskop pada 2011 ini berkutat pada kemunculan wabah mematikan yang disebabkan oleh virus fiktif baru bernama MEV-1. Virus ini pertama kali menyebar di Minneapolis, Amerika Serikat, akibat dibawa oleh Elizabeth "Beth" Emhoff (Gwyneth Paltrow). Beth tertular setelah melakukan perjalanan bisnis ke Hong Kong.
Dalam satu bulan, wabah MEV-1 telah menyebabkan kematian sebanyak 2,5 juta di Amerika Serikat. Pada waktu yang sama, total kematian di dunia akibat wabah ini mencapai 26 jura kasus. Kebetulan, Contagion juga mengaitkan kelelawar dan babi sebagai hewan yang mencetuskan munculnya MEV-1.
Film yang disutradarai oleh Steven Soderbergh ini secara cukup realistis menyoroti dampak dari kemunculan wabah MEV-1 melalui berbagai aspek. Beberapa di antaranya mengenai kesulitan peneliti untuk mengembangkan antivirus, kemunculan hoaks, dan teori konspirasi yang mengacaukan situasi, panic buying, hingga sisi egois manusia di tengah merebaknya wabah.
Uniknya, Contagion juga memiliki adegan-adegan yang sangat berkaitan dengan situasi saat ini. Salah satunya sebuah adegan ketika sosok Dr Sanjay Gupta dari CNN sedang mewawancarai pakar dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS yang diperankan oleh aktor Laurence Fishburne.
Dalam wawancara tersebut, pakar dari CDC itu tak henti-hentinya memperingati masyarakat bahwa cara melindungi diri terbaik di tengah wabah adalah menjauhi interaksi sosial, tidak bersalaman, berdiam di rumah ketika sakit, dan mencuci tangan sesering mungkin. Imbauan-imbauan serupa juga selalu disampaikan oleh berbagai pakar saat ini menyusul kemunculan wabah Covid-19.
Sutradara Barry Jenkins menilai lonjakan popularitas film Contagion di tengah merebaknya wabah Covid-19 saat ini mungkin dipengaruhi oleh perasaan cemas. Banyak orang yang terdorong untuk menonton karena film ini memiliki daya pikat "mimpi buruk" yang serupa dengan situasi yang dihadapi banyak orang di dunia saat ini.
"Saya sangat penasaran untuk melihat seberapa baik film ini memiliki kesamaan dengan apa yang terjadi saat ini. Ini mengejutkan. Saya merasa seperti sedang menonton dokumenter di mana para aktor sedang memainkan karakter nyata," kata Jenkins seperti dilansir USA Today.
Karya seni sering kali mengimitasi kehidupan dengan cukup dekat. Oleh karena itu, tak sedikit orang yang bertanya-tanya apakah akhir dari film Contagion juga akan menjadi nyata. Tentu banyak yang tidak menginginkan hal tersebut.
Terlepas dari banyaknya kemiripan, penonton perlu menyadari bahwa Contagion hanyalah kisah fiksi. Selain itu, wabah Covid-19 saat ini juga belum mencapai tahap semengerikan wabah MEV-1 yang terjadi dalam film. Terlebih, menurut WHO, kalaupun sebaran penyakitnya makin meluas, Covid-19 akan menjadi pandemi pertama yang bisa dikendalikan.
Selain jumlah kasus yang jauh berbeda, kategori orang yang terserang pun tampak berbeda. Wabah Covid-19 tampak lebih mengancam untuk lansia dan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya. Sementara itu, wabah MEV-1 dalam Contagion tampak tak pandang bulu dan mematikan untuk semua orang.
Oleh karena itu, sebagian orang mungkin melihat film Contagion sebagai skenario terburuk yang mungkin terjadi pada wabah Covid-19. Namun, penonton sebaiknya tak memperlakukan film ini sebagai buku panduan untuk situasi wabah Covid-19 saat ini. Mereka mungkin bisa mengambil pelajaran berharga dari film ini dalam menghadapi suatu wabah, seperti melawan ketakutan dengan pengetahuan.