Kasus Virus Corona di Palestina Bertambah Jadi 26

Palestina mempertimbangkan menutup perbatasan dengan Yordania terkait corona.

Ist
Penanganan medis virus corona (Ilustrasi)(Ist)
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kasus virus corona jenis baru, Covid-19, di Palestina bertambah menjadi 26. Mereka mempertimbangkan menutup perbatasan dengan Yordania. 

Baca Juga


"Kementerian Kesehatan telah melaporkan kasus virus corona baru di Betlehem, yang meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona menjadi 26," kata juru bicara Pemerintah Palestina Ibrahim Melhem dalam sebuah pernyataan pada Selasa (9/3), dilaporkan laman kantor berita Palestina, WAFA. 
 
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengungkapkan, negaranya dan Yordania sedang mempertimbangkan menutup perbatasan bersama. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi meluasnya penyebaran Covid-19. 
 
Menurut Shtayyeh, saat ini otoritas Palestina dan Yordania masih melakukan kontak secara intens. "Kita mungkin dipaksa, dalam koordinasi dengan pihak Israel, untuk menutup jembatan (perbatasan) dalam beberapa hari mendatang, dan mudah-mudahan kita tidak perlu melakukan itu," ujarnya. 
 
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas berterima kasih kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani karena telah menyumbangkan peralatan medis senilai 10 juta dolar AS guna mendukung negaranya menangani wabah Covid-19. Selama ini, Qatar memang kerap membantu masyarakat Palestina, tak hanya yang berada di Tepi Barat, tapi juga Jalur Gaza. 
 
Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan keadaan darurat medis di Betlehem dan Jericho di Tepi Barat. Hal itu dilakukan setelah mereka mencurigai adanya sejumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Mereka menginap di Angel Hotel di Beit Jala di Betlehem. Hotel tersebut pun telah dikarantina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler