Genjot Eksplorasi Minyak, Petrokimia Uji Coba Surfaktan
Petrokimia Gresik bekerja sama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre IPB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia menandatangani perjanjian uji coba mini plant untuk memproduksi surfaktan guna mendongkrak target eksplorasi minyak. Dalam memproduksi surfaktan, Petrokimia Gresik bekerja sama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB).
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak/lemak) sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Selain sektor industri dan farmasi, surfaktan juga digunakan untuk keperluan eksplorasi minyak bumi.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (11/3) menjelaskan bahwa selama ini produksi minyak bumi di Indonesia menggunakan metode primer (disedot dengan pompa) dan sekunder (didorong dengan air). Sedangkan pemanfaatan surfaktan termasuk metode tersier atau Enhanced Oil Recovery.
Surfaktan karya anak bangsa ini diberi nama Surfaktan Merah Putih dan memiliki beberapa keunggulan, diantaranya mampu menurunkan tegangan permukaan yang lebih baik, dan memiliki harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor sejenis.
Secara teknis, surfaktan akan dinjeksikan ke dalam bumi. Sumur minyak bumi yang tersumbat atau minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa. Sehingga surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.
Sehingga produk ini sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia, ujar Rahmad.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan, dalam memproduksi Surfaktan Merah Putih ini, dibutuhkan bahan baku methyl ester dari mini plant SBRC IPB di Gunung Putri Bogor beserta gas dari unit asam sulfat Petrokimia Gresik, sehingga hal inilah yang melatar belakangi kerja sama tersebut, jelas Rahmad.
"Hal inilah yang melatarbelakangi kerja sama ini, di mana Petrokimia Gresik akan menyuplai gas SO3 dari pabrik Asam Sulfat dan membeli bahan baku methyl ester yang diproduksi oleh SBRC IPB di Gunung Putri, Bogor," jelas Rahmad.
Sedangkan pemasaran produk Surfaktan Merah Putih akan dilakukan oleh Petrokimia Gresik bersama-sama dengan SBRC IPB beserta dukungan marketing dan technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Rahmad menyatakan, kerja sama ini sejalan dengan program transformasi bisnis Petrokimia Gresik yang salah satu sasarannya adalah diversifikasi produk untuk meningkatkan revenue dan profitabilitas. Petrokimia Gresik tidak hanya memproduksi pupuk saja, melainkan juga produk non-pupuk yang dapat meningkatkan utilisasi aset dan profit perusahaan.
"Uji coba ini merupakan salah satu alternatif pemanfaatan aset pabrik asam sulfat Petrokimia Gresik," imbuh Rahmad.