Pemkab Sikka Laporkan Jumlah Penderita DBD 1.255 Orang

Semua kecamatan di Sikka terjangkit DBD.

Antara/Kornelis Kaha
Pemkab Sikka Laporkan Jumlah Penderita DBD 1.255 Orang. Seorang suster mengecek cairan infus salah seorang pasien yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020).
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MAUMERE -- Pemerintah Kabupaten Sikka melaporkan hingga Kamis (12/3), pukul 16.00 Wita jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu mengalami penambahan menjadi 1.255 kasus.

"Artinya telah terjadi penambahan 21 kasus," kata Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, Kamis.

Angka kematian akibat DBD 14 kasus, tetapi angka pasien yang dirawat di tiga rumah sakit di kabupaten itu, yakni RSUD T.C. Hillers, RS Kewapante, dan RS Lela mengalami kenaikan 101 orang. Terdapat penambahan satu pasien dirawat di RS Lela.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mencatat 68 pasien dirawat di RSUD T.C. Hillers, RS Kewapante 29 orang, dan RS Lela satu orang. Namun, sampai dengan pukul 16.00 Wita, jumlah pasien yang dirawat di RS Lela bertambah satu orang sehingga menjadi 101 pasien untuk seluruh wilayah kabupaten itu.

Dari 101 pasien yang dirawat itu, 80 anak-anak dan 21 orang dewasa. "Kami berharap tak ada penambahan lagi untuk kasus meninggal akibat DBD ini. Dokter kita dan perawat kita juga sudah bekerja dengan maksimal," ujar dia.

Ia mengatakan dari 21 kecamatan di kabupaten itu, semuanya sudah terjangkit virus yang berbahaya tersebut. Kasus DBD terbanyak di Kecamatan Magapanda dengan 172 kasus, disusul Kecamatan Nita 149 kasus.

Roberto mengatakan walaupun jumlah kasus terus meningkat, kalau dihitung secara bulanan maka dinilai mengalami penurunan. "Kalau dihitung per bulan mengalami penurunan. Pada Januari jumlah kasus DBD mencapai 346 kasus, kemudian 706 kasus pada Februari dan Maret berada pada angka 180-an kasus," kata dia.

Ia optimistis kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang diterapkan selama 14 hari ke depan mampu menekan dan meminimalisasi kasus DBD di Sikka. Ia juga melakukan edukasi di sekolah-sekolah dan masyarakat akan bahaya DBD.

Ia mengatakan hal yang dibutuhkan saat ini dalam mencegah penyebaran DBD terkait dengan partisipasi masyarakat melakukan PSN serta menjaga lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang berkembang nyamuk.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler