Investor Diimbau tidak Latah Jual Saham

Sejumlah saham perusahaan saat ini masih menunjukkan performa yang cukup baik.

Antara/Aditya Pradana Putra
Warga mengamati layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020). (Antara/Aditya Pradana Putra)
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonsia (BEI) mengimbau investor lebih bijak merespons penurunan indeks saham yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Sentimen penyebaran Covid-19 telah menyebabkan investor ramai-ramai meninggalkan bursa saham.

"Investor harus rasional, jangan panik ikutan jual karena teman-temannya jual," kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, Jumat (13/2).

Menurut Inarno, sejumlah perusahaan saat ini masih menunjukkan performa yang cukup baik. Inarno menegaskan, ini justru menjadi kesempatan bagi investor untuk kembali membeli saham dari emiten berkinerja cemerlang.

Inarno menjelaskan, situasi pasar yang sedang goyah ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Pelemahan bursa saham juga terjadi secara menyeluruh di negara-negara tetangga bahkan dunia.

Inarno mengatakan BEI selalu berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengantisipasi penurunan harga saham yang lebih dalam. Dalam dua pekan terakhir, Bursa telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk meredam penurunan indeks.

Adapun sejumlah kebijakan tersebut yaitu larangan short selling, auto rejection asimetris, buyback saham tanpa RUPS hingga trading halt.

Menurut Inarno, Bursa masih memungkinkan mengelurkan relaksasi lainnya jika diperlukan. "Kita akan pantau terus dari hari ke hari, kalau dibutuhkan kita keluarkan relaksasi," tutur Inarno.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler