Atasi Krisis karena Corona, Sandi: People First

Pemerintah bisa membuat langkah antisipasif dalam menghadapi krisis ekonomi.

Dok Istimewa
Sandiaga uno meminta pemerintah bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi resesi ekonomi yang diakibatkan menyebarnya Virus Covid-19 atau virus Corona. (Dok Istimewa )
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - - Sandiaga uno meminta pemerintah bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi resesi ekonomi yang diakibatkan menyebarnya Virus Covid-19 atau virus Corona. 


Mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno menuturkan,  adanya lockdown yang dilakukan di beberapa negara terkait dengan virus Covid-19 membuat perekonomian global mulai goyah. Dia berharap, pemerintah membuat langkah-langkah antisipasif dalam menghadapi krisis ekonomi.

Dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Sandi menuturkan, dampak krisis ekonomi global sudah terjadi di beberapa negara. Contohnya, mata uang yuan dan peso yang mengalami depresiasi. Sehingga, pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah kongkret untuk mengantisipasi dampak resesi.

"Tantangan itu harus segera diantisipasi, hadapi, dan dibuat langkah-langkah antisipatif yang benar-benar konkret harus disiapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa dihindari," ucapnya dalam acara Opposition Leader Economic Forum, Jumat (13/3).

Menurut dia, cara yang paling cepat mencegah resesi yaitu dengan foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk menyederhankan regulasi-regulasi.

"Masalah itu ada di internal kita sendiri. Ada kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ dan itu bisa memayungi resesi global juga ada di situ," ucapnya.

Sandi menuturkan, terkait dengan nasib rakyar di tengah turbolensi ekologis ini, Covid-19 ebih menular daripada flu biasa dan WHO sudah mengumumkan kalau Covud-19 menjadi glogal pandemic dan ini menjadi tantangan yang cukup besar. “Corona virus jauh lebih besar dan berbahaya dibandingkan SARS dan MERS COV, karena kedua wabah virus ini belum dikategorikan sebagai Global Pandemic,” ujar Sandi.

Dia menegaskan, dalam kasus ini menjadi salah satu ujian dalam persatuan bangsa.  "Musuh kita sekarang berskala  nano, sehingga pemerintah pusat dan daerah juga haris kompak dalam menangani kasus ini," katanya. 

“Semua harus bersatu mengatasi ancaman wabah ini sama-sama, tak boleh ada Disharmoni, Pemerintah harus tampil transparan, dan efektif. Respon penanganan harus cepat, menahan laju penularan,” ujarnya.  

Mengantisipasi resesi eknomi akibat virus ini, maka pemerintah harus membangun kepercayaan publik dan pasar dan Libatkan rakyat dalam antisipasi dan pencegahan  Untuk itu, pemerintah harus segara melakukan policy respons atau kebijakan yang memastikan ekonomi kita bergerak jangan terlalu terburu-buru di Omnibus Law

Antisipasi dampak virus covid 19.

“Perbankan melalui guidance OJK agar melakukan rescheduling pembayaran cicilan pokok dan pengurangan cicilan bunga,” tegasnya.

Caranya, gagasan potong pajak yang sempat diajukan pada tahun lalu, agar segera dilaksanakan untuk melonggarkan tekanan ekonomi. Sedangkan untuk meningkatkan konsumsi terutama pekerja dan UMKM, yang penting adalah tepat waktu, tepat sasaran.

Terakhir adalah dengan menjemput masa depan. Karena diketahui,  17 persen  populasi di Indonesia berumur 15 -24 tahun.

"Menurut data ILO 15, 8 persen anak muda  kita masih menganggur. Angka ini lebih besar dibanding rata-rata pengangguran di dunia.  Menurut perkiraan ILO, lebih dari 60 persen pekerjaan tetap di Indonesia berisik, dan 42 persen pekerjaan berpotensi terautomatisasi.

"Potensi wabah dan krisis telah menekan sektor pariwisata, transportasi, jasa dan sebagainya. Sehingga, solusinya adalah mengajak anak-anak muda berperan dalam instrument yang menggariahkan UMKM dan starup sehingga akan membangun kualitas dalam negeri," ujar Sandi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler