Spanyol Berlakukan Lockdown 15 Hari
Spanyol mengambil langkah darurat untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
REPUBLIKA.CO.ID, MADRID — Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan lockdown berlaku di negara itu selama 15 hari, dimulai pada Sabtu (14/3). Itu merupakan bagian dari langkah-langkah darurat dalam mengendalikan penyebaran virus corona di negara itu.
Sanchez mengatakan bahwa untuk mengendalikan krisis akibat wabah virus corona jenis baru dibutuhkan keputusan luar biasa. Larangan orang-orang untuk meninggalkan rumah diberlakukan, kecuali mereka yang pergi bekerja, membeli makanan, atau mencari perawatan medis ke fasilitas kesehatan setempat.
Beberapa saat setelah pengumuman lockdown, Begona Gomez, istri dari Sanchez dinyatakan positif Covid-19. Kemudian dua menteri dalam kabinet pemerintahan Spanyol juga dilaporkan positif terinfeksi virus corona.
Sejauh ini Spanyol mengkonfirmasi lebih dari 1.500 kasus baru Covid-19 sejak Jumat (13/3) malam. Secara keseluruhan di negara itu terdapat 5.753 kasus, yang menrupakan jumlah tertinggi kedua di Eropa setelah Italia. Kematian akibat infeksi virus ini di Spanyol dilaporkan telah mencapai 183.
Pembatasan serupa telah diberlakukan terlebih dahulu di Italia, negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di Eropa, sekaligus kedua terbesar di luar daratan China. Warga hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk membeli makanan dan obat-obatan, pergi bekerja, pergi ke rumah sakit dan bank, serta melakukan perjalanan yang berkaitan untuk merawat orang tua atau anak-anak. Seluruh sekolah dan universitas ditutup, demikian dengan restoran, bar, hotel, dan bisnis ritel lainnya.