Muhammadiyah: Lockdown akan Putus Rantai Penularan Corona

Anwar memahami pemerintah sedang keadaan terjepit di tengah merebaknya wabah corona.

Republika/Darmawan
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas
Rep: Andrian Saputra Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan langkah lockdown atau menutup akses keluar dan masuk menjadi opsi yang paling mungkin dilakukan untuk menghadapi penyebaran virus corona Covid-19. Sebab, masyarakat akan dilarang keluar rumah selama minimal 14 hari.

Baca Juga


"Yang sangat mungkin dilakukan adalah memutus rantai penularannya dengan cara lockdown dimana rakyat diisolasi dan dilarang untuk keluar rumah minimal 14 hari," kata Anwar dalam rilis yang diterima Republika.co.id pada Sabtu (21/3). 

Kendati demikian, menurut Anwar, cara mengisolasi rakyat dengan melarang keluar rumah minimal 14 hari mengandung banyak masalah. Terutama bagi rakyat yang pendapatannya rendah dan pas-pasan. 

Menurut Anwar, kebijakan ini tentu akan sangat merugikan dan menyulitkan rakyat yang pendapatannya rendah. Sebab untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sebagian rakyat harus bekerja di luar rumah dengan pendapatan rendah dan pas-pasan.

"Mungkin saja ada orang dan pihak yang pekerjaannya tidak terlalu  terganggu kalau kebijakan itu diterapkan. Tapi sangat banyak orang yang akan menghadapi masalah bila kebijakan itu dilaksanakan," kata dia.

Karena itu, Anwar memahami pemerintah sedang keadaan terjepit di tengah merebaknya wabah virus corona. Pada satu sisi, ia mengatakan, pemerintah harus melindungi ekonomi rakyatnya dengan memberikan kebebasan penuh pada rakyat untuk melakukan mobilitas dan beraktivitas. 

Namun di sisi lain, pemerintah harus dapat menjaga dan melindungi kesehatan dan jiwa rakyatnya terutama di tengah merebaknya wabah Corona. "Cuma sekarang masalahnya pemerintah berhadapan dengan wabah virus corona yang penularannya sangat cepat," kata dia.

"Cara mengatasinya tentu sangat-sangat tidak mudah apalagi obatnya yang sudah benar-benar teruji dan mujarab belum ada," kata dia.

Karena itu, menurutnya, pemerintah dapat mencari solusi dengan menggelontorkan dana untuk menyelamatkan warga dengan pendapatan rendah jika menempuh opsi lockdown. Caranya, menurut Anwar, dengan menunda pembangunan dan mengalokasikan dananya untuk menyelamatkan jiwa rakyatnya. 

"Pilihan ini memang pahit dan sulit  tapi mungkin itulah yang terbaik untuk kita lakukan sebagai satu bangsa," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler