Singapura Buka Ruang Shalat Terbatas di 19 Masjid
Ruang shalat terbatas ditujukan bagi jamaah pekerja, seperti sopir dan kurir.
REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sejumlah masjid di Singapura bakal dibuka kembali dengan diadakannya ruangan terbatas bagi jamaah. Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) dalam laman Facebook-nya, Ahad (22/3), menuliskan, mulai Senin hingga Kamis sebanyak 19 masjid di seluruh Singapura akan membuka pintu dengan ruangan terbatas bagi jamaah.
Dalam setiap pelaksanaan shalat Zhuhur dan Ashar hanya dihadiri dengan jumlah tidak lebih dari 20 jamaah. Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (23/3), di antara masjid yang membuka kembali pintunya bagi jamaah, yakni Masjid Darul Ghufran di Tampines, Masjid An Nahdhah die Bishan, dan Masjid Pusara Aman di Lim Chu Kang.
Sebelumnya, MUIS mengumumkan untuk pertama kalinya pada 12 Maret sebanyak 70 masjid di seluruh Singapura ditutup selama lima hari untuk sterilisasi. Sterilisasi dilakukan menyusul beberapa jamaah dinyatakan positif terkena virus corona usai mengikuti acara keagamaan di Malaysia.
Adanya kasus itu membuat penutupan tempat ibadah di Singapura diperpanjang sembilan hari. Ini pun berdasarkan rekomendasi Departemen Kesehatan Singapura untuk menyelesaikan inkubasi dan memutus siklus penularan virus corona.
Masjid-masjid di Singapura akan dibuka kembali secara penuh untuk umum pada 27 Maret mendatang. MUIS mengatakan, keputusan untuk membuka tempat shalat kecil atau ruangan kecil di beberapa masjid di Singapura bertujuan memenuhi kebutuhan sejumlah jamaah, seperti sopir taksi hingga pengemudi kendaraan daring yang menghadapi masalah menemukan tempat ibadah untuk shalat selama bekerja.
Namun, ruang-ruang itu hanya akan dibuka pada siang hari, yakni pukul 13.00 dan 18.00 waktu Singapura. Selain itu, jamaah yang ingin melaksanakan shalat harus membawa sajadah dan perlengkapan shalat sendiri.
Jamaah juga terlebih dulu harus mengikuti pemeriksaan suhu dan penjelasan kesehatan dan langkah-langkah pelacakan kontak. Hanya saja pelaksanaan agar dilakukan secara masing-masing, tidak berjamaah.
"Tak ada pelaksanaan shalat berjamaah yang akan dilakukan, menjaga jarak yang aman akan diperintahkan antara masing-masing individu. Kami ingin menegaskan, hanya ruang kecil di masjid yang dapat diakses publik dan ini hanya diperlukan untuk keperluan shalat munfarid," kata MUIS.
MUIS juga menjelaskan, daerah yang digunakan untuk shalat nantinya dibersihkan kembali secara teratur. "Kami berharap tindakan kecil ini selama beberapa hari ke depan akan membantu meringankan tantangan yang dihadapi oleh beberapa jamaah yang mengalami kesulitan menemukan tempat shalat karena pekerjaan mereka," katanya.