Dewan Agama Islam Singapura Bentuk Gugus Depan Covid-19
Gugus Depan Covid-19 dibentuk untuk edukasi umat Islam soal corona.
REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) mengumumkan pembentukan kelompok kerja Covid-19 hari ini, Jumat (13/3). Kelompok kerja ini dibentuk dengan tujuan untuk memberikan bimbingan agama dan kesehatan secara tepat waktu dari para profesional di bidang agama dan kesehatan bagi komunitas Muslim.
MUIS mengatakan, jika situasi terkait virus Corona meningkat, operasi dari lembaga keagamaan akan direvisi sesuai itu. Sementara inisiatif utama akan diberlakukan untuk mengelola situasi demikian.
Kelompok ini akan secara aktif mendukung upaya keterlibatan dalam menyebarluaskan panduan agama dan nasihat kesehatan kepada komunitas Muslim.
Menteri yang bertanggung jawab atas Urusan Muslim, Masagos Zulkifli, akan bersama-sama memimpin kelompok kerja bersama dengan Menteri Senior Negara untuk Transportasi dan Komunikasi dan Informasi Janil Puthucheary. Sekretaris Senior Parlemen untuk Urusan Dalam Negeri dan Kesehatan, Amrin Amin, juga merupakan anggota kelompok ini.
Selanjutnya, individu lain dalam komite kerja yang beranggotakan 18 orang itu mencakup guru-guru Islam dan para profesional perawatan kesehatan. Selain itu, MUIS juga bahwa kelompok kerja ini akan mengidentifikasi kemungkinan kesenjangan dan menerapkan tindakan operasional yang ditargetkan untuk mengurangi serta menahan penyebaran virus di masyarakat.
"Dari perspektif agama, asatizah (guru agama) dalam kelompok ini akan berupaya untuk memberikan solusi keagamaan dan penyesuaian dengan praktik keagamaan saat ini, sementara (sisanya) berakar pada prinsip dan teks Islam," kata MUIS, dilansir di Channel News Asia, Jumat (13/3).
Di sela-sela pertemua kelompok kerja pertama, Janil mengatakan bahwa sejumlah masalah yang mereka diskusikan akan segera mencoba untuk memutus siklus penularan virus Corona.
Hal itu menurutnya sangat penting, sebab mereka harus melindungi infrastruktur perawatan kesehatan mereka dan mengurangi jumlah kasus virus ini.
"Untuk setiap komunitas, kita harus melihat peluang apa saja untuk mengurangi risiko dan menjaga diri kita dan orang yang kita cintai tetap aman. Kami fokus di sini pada komunitas Muslim dan kami mengambil referensi dari upaya nasional untuk melihat di mana ada kelompok dan peluang untuk mengurangi risiko ini," kata Janil.
Ustaz Zahid Zin, yang juga merupakan bagian dari kelompok kerja, menekankan pentingnya membantu masyarakat memahami mengapa langkah-langkah tertentu yang harus diambil.
"Kami ingin memastikan masyarakat tahu penutupan masjid adalah bagian dari jarak sosial dan kami tidak mendorong pertemuan massa, pada saat yang sama menekankan pentingnya bertanggung jawab secara pribadi dan merawat diri mereka sendiri," katanya.
Sebelumnya, pemerintah Singapura mengonfirmasi adanya dua warga negara itu yang positif terkena virus Corona. Mereka diketahui telah mengikuti acara tabligh akbar di masjid di Kuala Lumpur bulan lalu.
Antara waktu dia tiba di Singapura dan mendapatkan perhatian medis, salah satu dari individu tersebut tercatat telah melakukan aktivitasnya sebagai petugas masjid dan mengunjungi empat masjid.
Sebagian dari pencegahan penyebaran virus ini, pelaksanaan shalat Jumat di negara itu ditunda. Setidaknya 70 masjid di Singapura ditutup selama lima hari untuk dilakukan disinfeksi. Masjid-masjid juga akan membatalkan semua kegiatan, ceramah, kelas agama dan sesi taman kanak-kanak berbasis masjid untuk dua pekan ke depan.
Komite Fatwa negara itu telah mengeluarkan sebuah fatwa tentang diizinkannya untuk menutup masjid dan menunda pelaksanaan shalat Jumat. Sebab, ada kebutuhan demi kepentingan kesehatan dan keselamatan masyarakat.