Desainer Ralph Lauren Buat Masker dan APD

Ralph Lauren menyadari pentingnya masker dan APD bagi tenaga medis.

EPA
Desainer Ralph Lauren Buat Masker dan APD. Perancang Ralph Lauren
Rep: Shelbi Asrianti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perancang busana Ralph Lauren mengumumkan rencananya membuat masker dan gaun isolasi atau alat pelindung diri (APD) untuk para petugas medis. Dia menyatakan lini busananya berkomitmen memerangi virus corona Covid-19 di Amerika Serikat.

Yayasan Perusahaan Ralph Lauren akan segera memulai produksi 250 ribu masker medis dan 25 ribu gaun isolasi. Badan yang sama telah mendonasikan 10 juta dolar AS (setara Rp 144 miliar) untuk respons global virus corona.

Lauren yang juga menjabat sebagai pimpinan eksekutif di jenama mengumumkan rencana pembuatan masker dan APD pada Kamis (26/3) waktu setempat. Dia menyadari urgensi perlengkapan medis itu, mengingat tingginya angka kematian akibat pandemi.

"Dari hati kami yang terdalam, selalu ada semangat kebersamaan yang menginspirasi kreativitas kita, kepercayaan diri kita, dan yang terpenting dukungan kita untuk satu sama lain. Beberapa pekan dan bulan terakhir, semangat itu tak pernah goyah," kata dia.

Jenama dan rumah mode lain juga mengupayakan apa pun yang mereka bisa. Ada yang berdonasi, membuat masker medis, gaun isolasi, atau cairan sanitasi tangan. Produsen mobil bahkan mencari cara membantu membuat ventilator.

Merek mantel mewah Canada Goose mengumumkan produksi baju pelindung yang akan didonasikan untuk petugas kesehatan di Kanada. Pimpinan eksekutif Canada Goose Dani Reiss mengatakan, rencana pembuatan dimulai pekan depan di fasilitas manufaktur jenama.

"Di seluruh Kanada, orang-orang di fasilitas kesehatan setiap hari mempertaruhkan nyawa mereka di garis depan melawan Covid-19, mereka butuh bantuan. Sekarang saatnya menempatkan sumber daya dan kemampuan manufaktur demi kebaikan yang lebih besar," kata Reiss.

Jenama Gap yang berbasis di San Francisco juga menggunakan pabriknya untuk membuat alat perlindungan diri. Para petinggi perusahaan berupaya memanfaatkan koneksi dalam rantai pasokan global untuk mendapatkan masker dan baju pelindung, dikutip dari laman BBC.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler