Buyback Saham tak Pengaruhi Arus Kas BNI

Harga saham BNI mengalami penurunan cukup signifikan seiring dengan penurunan IHSG.

dok BNI
Tampak petugas dari kantor cabang BNI sedang melayani nasabah.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan tetap melakukan aksi buyback atau pembelian kembali saham di tengan kondisi perekonomian yang melambat akibat terdampak Covid-19. Menurut BNI, aksi korporasi ini telah diperhitungkan dengan matang.

Sekretaris Perusahaan BNI Melly Meilana pun memastikan buyback tidak mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. "Kami memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha," kata Melly kepada Republika.co.id, Selasa (31/3).

Melly menjelaskan, BNI mengalami penurunan harga saham yang cukup signifikan seiring dengan penurunan IHSG. Perseroan pun memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham setelah memenuhi semua persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Langkah strategis ini dilakukan karena mempertimbangkan harga saham BBNI yang sudah undervalued jika dibanding dengan fundamental yang dimiliki perusahaan," terang Melly.

Dalam keterbukaan informasi yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, BNI mempunyai ruang untuk melakukan buyback maksimal sebesar 20 persen dari modal disetor. Jumlah saham yang dibeli tersebut setara dengan Rp1,8 triliun.

Adapun masa pembelian dilakukan selama tiga bulan terhitung sejak pertengahan Maret 2020. Melly memastikan pelaksanaan buyback dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan tetap mencermati perkembangan market dalam periode buyback.

Sebagai informasi, harga saham BNI secara year to date (ytd) sudah terpangkas cukup dalam. Pada awal tahun, harga saham BNI berada dikisaran 7. 000. Sementara per Selasa (31/3) harga saham bank pelat merah ini masih mengalami tekanan hingga ke posisi 3.800.


Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler