Menyingkap Fakta Diabetes dan Covid-19
Betulkah diabetesi lebih berisiko terkena Covid-19?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 mungkin memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi panyandang diabetes mellitus (DM) tipe 1. Sebagian penyandang DM tipe 1 mungkin bertanya-tanya mengenai risiko mereka terhadap Covid-19, mengingat DM tipe 1 merupakan penyakit yang berkaitan dengan masalah sistem kekebalan tubuh.
Setidaknya ada lima hal yang perlu diketahui oleh penyandang DM tipe 1 mengenai Covid-19. Berikut ini adalah kelima hal tersebut seperti dilansir Medical Xpress.
Menakar risiko
Memiliki kondisi DM tipe 1 tidak serta-merta membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap Covid-19. CEO JDRF Aaron Kowalski mengatakan, penyandang DM tipe 1 tidak lebih berisiko terhadap Covid-19 dibandingkan orang lain selama memiliki kadar A1C yang baik.
A1C merupakan tes darah yang dapat memberikan gambaran seperti apa kontrol kadar gula darah seseorang dalam kurun waktu dua atau tiga bulan sebelumnya. Penyandang DM tipe 1 akan menjadi lebih berisiko terhadap infeksi bila tak bisa mengontrol A1C ini.
"Bila Anda memiliki A1C kurang dari 9,5 persen, Anda dianggap tidak mengalami immunocompromised," jelas Direktur Diabetes Anak NYU Langone Health Dr Mary Pat Gallagher.
Gallagher mengatakan, kadar gula yang tinggi selama lebih dari dua pekan dapat menganggu fungsi sistem imun tubuh. Terlepas dari itu, penyandang DM tipe 1 yang berhasil mengontrol A1C mereka tetap perlu bersikap waspada dan melakukan upaya pencegahan Covid-19.
"Tak ada satu pun dari kita yang kebal terhadap virus ini. Kita semua harus sangat peka, baik dengan atau tanpa diabetes tipe 1," kata Gallagher.
Persediaan obat
Selama pandemi Covid-19, penyandang DM tipe 1 disarankan untuk memiliki persediaan obat-obatan diabetes yang cukup. Gallagher mengatakan, idealnya penyandang DM tipe 1 perlu memiliki persediaan obat untuk tiga bulan ke depan selama pandemi.
Beberapa contoh obat yang perlu dimiliki penyandang DM tipe 1 adalah insulin, cadangan insulin long-acting, alat pengukur gula darah, strip ketone, makanan yang mudah dicerna seperti biskuit dan cairan dengan atau tanpa gula untuk digunakan pada saat kadar gula darah tinggi atau rendah.
Yang dilakukan bila jatuh sakit
Selama berdiam diri di rumah saat pandemi Covid-19, sebagian penyandang DM tipe 1 mungkin mengalami sakit, seperti nyeri perut, mual, muntah, merasa kelelahan berlebih, dan napas berbau seperti buah. Bila penyandang DM tipe 1 mengalami gejala-gejala tersebut, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghubungi dokter.
Dokter akan memberitahu apa saja yang perlu dilakukan agar sakit yang dialami penyandang DM tipe 1 bisa membaik. Meski dalam keadaan sakit, penyandang DM tipe 1 tidak boleh melupakan penggunaan insulin yang dibutuhkan sesuai anjuran dokter.
Risiko komplikasi bila terinfeksi Covid-19
Sebagian data awal dari China dan Italia menunjukkan bahwa penyandang diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi bila terkena Covid-19. Akan tetapi, Gallagher mengungkapkan bahwa temuan ini kemungkinan lebih merepresentasikan penyandang DM tipe 2 yang umumnya memiliki usia tua.
Gallagher mengungkapkan, salah satu kunci terpenting dalam menekan risiko komplikasi pada penyandang diabetes adalah kadar gula darah yang terkontrol. Oleh karena itu, manajemen kadar gula darah selama menjalani terapi untuk Covid-19 perlu diperhatikan dengan baik.
Alasannya, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dapat mengacaukan kontrol kadar gula darah. Beberapa jenis obat-obatan juga diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah.
Mencegah lebih baik
Selama pandemi, penyandang DM tipe 1 tetap perlu melakukan beragam upaya pencegahan Covid-19. Beberapa di antaranya adalah rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, menjaga jarak fisik yang aman dari orang lain, dan tetap melakukan latihan fisik atau berolahraga. Yang tak boleh dilupakan adalah menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.