Ini Instruksi Hercules ke Anak Buahnya Usai Bentrok GRIB dan Pemuda Pancasila di Blora
Video bentrokan antara anggota Pemuda Pancasila dan GRIB viral di media sosial.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Rosario de Marshall atau lebih dikenal dengan nama Hercules, telah memerintahkan para anggotanya agar tak terprovokasi peristiwa bentrokan antara GRIB dan Pemuda Pancasila (PP) di Blora, Jawa Tengah. Dia menekankan bahwa kejadian di Blora telah berakhir dengan kesepakatan damai.
“Saya Hercules, Ketua Umum DPP GRIB Jaya, ingin menyampaikan bahwa kejadian di Blora adalah kesalahpamahan dan sudah diselesaikan dengan baik,” kata Hercules dalam pernyataan video yang sudah beredar di media sosial, dikutip Kamis (16/1/2025).
“Saya perintahkan dan instruksikan kepada jajaran GRIB se-Indonesia untuk tidak terprovokasi dan tidak ada pergerakan atau tindakan lain yang dapat memperkeruh suasana dan mengganggu keamanan,” tambah Hercules dalam pernyataannya.
Dia mengatakan, tidak boleh ada lagi konflik antar-ormas. “Mari kita hidup berdampingan, menjaga kesatuan dan persatuan NKRI sebagai anak bangsa,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto mengungkapkan, bentrokan antara PP dan GRIB yang terjadi pada Selasa (14/1/2025) menyebabkan 12 orang luka-luka. "Korban luka ada 12, tapi pada malam hari sudah kembali 11, tinggal satu yang masih dirawat," kata Wawan ketika dihubungi Republika, Rabu (15/1/2025).
Dia menambahkan, korban luka berasal dari PP dan GRIB. Menurut Wawan, satu orang yang kini masih dirawat pun dalam kondisi stabil. "Kondisinya sadar dan nanti mungkin kata dokter sudah mau kembali, bisa dikembalikan hari ini," ucapnya.
Ketika ditanya perihal kronologi bentrokan, Wawan tak memberi penjelasan mendetail. "Permasalahan kedua ormas itu cenderung permasalahan-permasalahan internal, pribadi lah. Karena dari pihak GRIB itu kan sebagian dulu anggota PP," katanya.
Dia pun membantah kabar yang menyebut bentrokan antara PP dan GRIB dipicu perebutan lahan. Wawan mengatakan, saat ini kedua ormas tersebut telah sepakat berdamai.
"Untuk permasalahan itu tadi sudah disepakati kesepakatan bersama kedua belah pihak, sudah berdamaian, disaksikan oleh Pak Bupati dan Forkopimda. Jadi permasalahan tersebut sudah selesai dan situasi sudah aman terkendali," ucap Wawan.
Dia menambahkan, sejauh ini pihaknya belum memperoleh laporan terkait peristiwa bentrokan tersebut. Kendati demikian, Wawan mengatakan Polres Blora tetap melakukan penyelidikan.
"Proses hukum masih dalam penyelidikan. Tetap ada penegakan hukum bagi para pelaku-pelaku yang mungkin (terlibat) pengrusakan dan penganiayaan," ujarnya seraya menambahkan bahwa penyelidikan dilakukan terhadap PP dan GRIB.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi (Kesbangpol) Jawa Tengah (Jateng), Haerudin, mengungkapkan, bentrokan antara ormas PP dan GRIB di Blora berakhir damai. Dia pun memastikan bahwa saat ini situasi sudah kondusif.
"Tadi pagi itu sudah dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemuda Pancasila dengan GRIB, disaksikan oleh Forkopimda Kabupaten Blora di Pendopo Kabupaten," kata Haerudin ketika dihubungi, Rabu (15/1/2025).
Dia menambahkan sejak Selasa (14/1/2025) malam, situasi keamanan di Blora sudah kondusif. "Saya juga sudah mengimbau ke teman-teman kakesbangpol kabupaten/kota untuk melakukan pengendalian dan pembinaan terhadap teman-teman ormas Pemuda Pancasila maupun Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu," ujarnya.
Haerudin mengaku sudah memperoleh informasi penyebab bentrokan PP dan Grib dari Kesbangpol Blora. "Jadi memang ada kesalahpahaman antara ormas Pemuda Pancasila dengan ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya Blora. Berawal kejadian itu tanggal 13 Januari, ada tekanan dari ormas Pemuda Pancasila ke GRIB," katanya.
Dia tak menjelaskan secara detail apa yang dimaksudnya dengan "tekanan". Sehari setelahnya atau pada Selasa lalu, GRIB menggelar apel di Alun-Alun Blora. Menurut Haerudin, berdasarkan informasi yang diperolehnya, apel tersebut dihadiri sekitar 500 anggota GRIB. "Ini semacam show of force (unjuk kekuatan) lah," ujarnya.
Herudin menambahkan, bentrokan terjadi setelah GRIB melaksanakan apel. "Informasinya diadang di jalan. Jadi habis apel di Alun-Alun Blora, (anggota) GRIB yang kembali ke arah Grobogan, diadang di salah satu kecamatan. Kemudian GRIB yang dari Blora itu melakukan serangan ke sekretariatnya Pemuda Pancasila," ucapnya.
"Jadi sama-sama melakukan tindakan. Ada serangan, ada serangan balasan. Infonya karena kesalahpahaman," tambah Haerudin.
Menurut Haerudin, gesekan antara PP dan GRIB di Blora berhasil ditangani personel TNI-Polri, termasuk Satpol PP. "Sampai dengan tadi malam sudah kondusif," ujarnya.
Soal kabar bahwa PP menolak keberadaan GRIB di Blora, Haerudin menyampaikan bahwa GRIB adalah ormas terdaftar di daerah tersebut. "Informasi dari Kesbangpol Blora, GRIB sendiri sudah melakukan pendaftaran dan memenuhi syarat sebagai ormas di Blora," katanya.
Menurut Haerudin, jika memang ada penolakan terhadap keberadaan suatu ormas, hal itu mestinya disampaikan terlebih dulu kepada Kesbangpol. Nantinya Kesbangpol akan melakukan pengkajian atas tuntutan penolakan, pembekuan, atau pembubaran ormas terkait.
"Jadi prosesnya panjang, tidak boleh serta-merta ada permintaan lalu kemudian dilakukan pembubaran atau penolakan. Jadi harus melalui proses kajian. Karena setiap warga negara kan berhak untuk melakukan perkumpulan untuk membentuk ormas," kata Haerudin.
Sebelumnya video bentrokan antara anggota PP dan GRIB viral di media sosial. Pertikaian antara kedua ormas tersebut terjadi di perempatan lampu merah Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, pada Selasa lalu.
Pada salah satu video, tampak minibus bercorak loreng berwarna merah-hitam milik PP rusak, dengan bagian kaca depan pecah. Di video lainnya, tampak sejumlah orang berpakaian hitam menghancurkan dua sepeda motor di dekat mobil minibus milik PP.