Hadapi Covid-19, BAZNAS Ajak Umat Muslim Muhasabah

Pendekatan Covid-19 jangan hanya dari ilmu kesehatan dan kedokteran.

Dok SBBI
Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS
Red: Irwan Kelana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mualaf Center BAZNAS (MCB) bersama BAZNAS TV menyelenggarakan agenda rutin setiap hari Ahad yaitu kegiatan Tadabbur Semesta. Pada Ahad (05/04) kegiatan itu mengangkat tajuk muhasabah yang disiarkan langsung melalui media sosial Youtube BAZNAS TV.


Siaran pers BAZNAS yang diterima Republika.co.id menyebutkan,  muhasabah ini merupakan bentuk renungan masyarakat Muslim Indonesia menghadapi wabah Covid-19. Sebagaimana tema yang diangkat pada kegiatan tersebut yaitu Mengambil Nasihat dan Pelajaran dari Wabah Covid-19.

Lebih dari 400 viewers membersamai agenda Tadabur Semesta dengan menyimak pemaparan materi dari Prof  Dr  KH  Didin Hafidhuddin MS selaku wakil letua Dewan Pertimbangan MUI Pusat yang menjadi nara sumber. Salahuddin El Ayyubi  Lc, MA yang menjabat sebagai Kepala Program Mualaf Center BAZNAS RI memoderatori kegiatan yang diawali dengan pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan doa bersama. 

Sebagai pembuka materi, Prof Didin Hafidhuddin  menyampaikan kepada peserta tentang hubungan antara wabah dan perilaku manusia. "Bagi orang yang beriman, setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini, selalu terkait dan harus selalu dikaitkan dengan perilaku manusia. Tidak ada kejadian yang berdiri sendiri" ujarnya.

Menurutnya,  Covid-19 yang sekarang menjadi pandemi global, jangan dianggap hanya wabah semata yang pendekatannya dilihat dari pendekatan ilmu kesehatan dan kedokteran saja. Pendekatan tersebut dapat  dilihat dari berbagai macam aspek seperti dilihat dari semua bidang kehidupan di antaranya aspek lingkungan, gaya hidup bahkan berkaitan dengan ibadah.

“Oleh karena itu harus disadari oleh orang beriman bahwa wabah ini berkaitan dengan perilaku dan sikap. Sehingga,  setiap manusia harus memperbaiki perilaku dan sikap, tidak hanya masalah sikap fisik tapi memperbaiki mental, ruhani, dan ketaatan kita kepada Allah,” ujarnya.

Sebagaimana hadis yang dipaparkan dari riwayat Imam Thabrani, Rasulullah SAW  bersabda, “(Ada) lima perbuatan (yang akan mengakibatkan) lima malapetaka: 1) Tidaklah suatu bangsa mudah mengingkari janji, kecuali akan dikendalikan oleh musuh-musuh mereka, 2) Tidaklah mereka berhukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah, kecuali akan tersebar kefakiran, 3) Tidaklah merajalela di suatu tempat perzinahan, kecuali akan merajalela pula penyakit yang membawa kematian, 4) Tidaklah mereka mempermainkan takaran/timbangan atau kualitas suatu barang, kecuali akan dihambat tumbuhnya tanaman, dan akan disiksa dengan kemarau panjang, dan 5) Tidaklah mereka mengingkari/menolak untuk mengeluarkan zakat, kecuali akan dihambat turunnya hujan yang membawa keberkahan.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

Selain itu, ia menambahkan,  inti dari kegiatan muhasabah pada setiap kejadian, baik yang berskala luas dan global, seperti Covid -19, adalah dengan mengambil ibrah, nasihat dan pelajaran. Maka tujuan untuk meningkatkan kualitas iman/kesadaran tauhid, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, meningkatkan kepatuhan pada syariat Islam sebagai syariat yang kaffah dapat tercapai. Sebagaimana yang tertera dalam QS. Al-Baqarah [2]: 208, setiap hamba Allah perlu meningkatkan kesadaran untuk terus mencari ilmu, dan meningkatkan kesadaran simpati, empati dan menolong sesama.

Adapun hikmah-hikamah yang disampaikan dirangkum dalam lima poin, yaitu,  1) sadar akan keabsolutan kekuasaan Allah SWT; 2) Allah SWT menurunkan syariat-Nya melalui para Rasul-Nya, untuk ditaati dan diikuti dan diimplementasikan dalam seluruh tatanan kehidupan, agar manusia hidup nya bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat (Al-Falah); 3) pengingkaran manusia, baik secara individu maupun kolektif, apalagi disertai dengan mempermainkan ajaran-Nya, hanya akan mengundang kesulitan dan malapetaka dalam kehidupan; 4) Covid-19  mengajarkan untuk menjaga pola hidup sehat, memakan makanan yang halal dan bersih, menjaga jasmani ruhani, rumah tempat tinggal, dan tempat ibadah (masjid) agar tetap bersih serta menjaga hal lainnya dengan baik; 5) Covid-19, mengajarkan tentang pentingnya memperkuat kesadaran untuk mencari ilmu melalui membaca, riset, dan lain-lain. Walaupun sekarang kita berada di era kemajuan sains  dan teknologi (seperti dunia kesehatan dan kedokteran) ternyata virus Covid-19 atau Corona belum ditemukan obatnya.

Peserta yang menyaksikan pemaparan materi terlihat antusias dilihat dari  banyaknya yang menyampaikan pertanyaan kepada narasumber. “Diskusi dua arah ini menjadikan kegiatan Tadabur Semesta lebih interaktif antara nara sumber dengan peserta dalam menjawab segala macam pertanyaan yang diajukan,” kata Salahuddin.

Selepas usainya kegiatan tadabbur semesta terlihat beberapa respons peserta yang mengapresiasi. Salah satunya yang diutarakan oleh peserta melalui kolom chat Youtube BAZNAS TV “Barakallah BAZNAS, terima kasih sudah difasilitasi mendengarkan taujih dari guru kami tercinta, Ust. Didin Hafidhuddin. Semoga Allah terus sehatkan beliau, barakallahufikum” ungkapnya. 

Mualaf Center BAZNAS bersama BAZNAS TV kedepan akan terus mengadakan kegiatan serupa dengan berbagai macam tema berkaitkan edukasi wabah Covid-19. Salah satunya yang akan dilaksanakan hari ini, Ahad (12/4),  mengangkat tema “Menjaga Kesehatan Mental di saat Krisis Covid-19” yang dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler