APD Hilang, Nyawa Tenaga Medis Berisiko Melayang

Sejumlah rumah sakit di daerah kekurangan APD untuk tenaga medis.

ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas medis beristirahat setelah selesai melaksanakan SWAB Test.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kebutuhan alat pelindung diri (APD) meningkat. Sejumlah rumah sakit (RS) di daerah kekurangan APD untuk tenaga medis yang menangani pasien terpapar Covid-19.

Risiko penyebaran virus dan tingkat kontaminasi yang tinggi membuat APD hanya digunakan sekali pakai. Sehingga, seiring pertambahan kasus, jumlah APD yang dibutuhkan tenaga medis pun bertambah.

Namun, APD menjadi langka di pasaran. Harganya berkali-kali lipat lebih tinggi. Padahal, anggaran pengadaan APD medis, seperti dari Pemerintah Kota Cirebon sebesar Rp 1,5 miliar telah disiapkan.

APD merupakan hal vital dibutuhkan tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19. Maka, keberadaannya pun wajib dipenuhi oleh pemerintah.

Amat disayangkan para spekulan atau vendor yang memanfaatkan situasi genting saat ini dengan menjual APD medis dengan harga di luar nalar. Jiwa individualis ala kapitalisme telah menutup rasa kemanusiaan.

Akhirnya, gerakan solidaritas dan donasi pengadaan APD di tengah masyarakat jelas amat berarti bagi para tenaga medis.

PENGIRIM: Titis Afri Rahayu, Cirebon


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler