43 Santri Gontor yang Mudik ke Solo Jalani Karantina Mandiri
Santri Gontor tak menjalani karantina wajib karena mereka sudah dikarantina.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Sebanyak 43 santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Kabupaten Ponorogo asal Kota Solo kembali ke rumah masing-masing selama masa libur pondok.
Kepulangan para santri tersebut dilakukan secara bertahap pada Ahad-Senin (12-13/4) menggunakan bus khusus dari pondok.
Para santri tersebut menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing atas jaminan pondok dan orang tua santri. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memberikan dispensasi kepada para santri tersebut untuk tidak menjalani karantina di Graha Wisata Niaga yang diperuntukkan bagi para pemudik asal Solo.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan para santri tersebut melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing dan tidak diperbolehkan keluar rumah selama 14 hari.
"Tidak kami karantina karena mereka masih SMP masih anak-anak. Kemudian orang tua meminta dan menjamin untuk tetap di rumah. Lalu dari pondok juga telah mengkarantina mereka," jelas Wali Kota kepada wartawan, Senin (13/4). Kedatangan para santri pondok Gontor tersebut didampingi Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Solo.
Para santri yang datang menggunakan bus khusus tersebut turun di Terminal Tirtonadi. Sesuai aturan Pemkot, para santri langsung dibawa ke Graha Wisata Niaga menggunakan bus BST khusus karantina.
Para santri diperiksa petugas kesehatan kemudian diberikan sosialisasi terkait covid-19 sebelum diserahkan kepada orang tua masing-masing. Koordinator IKPM Gontor Cabang Solo, Fuad Zen, mengatakan sebanyak 18 santri putri tiba di Solo pada Ahad (12/4), kemudian sebanyak 25 santri putra datang pada Senin dibagi menjadi tiga gelombang. Rinciannya santri asli Solo dari pondok Gontor putra di Ponorogo 19 orang, Gontor putri di Ngawi ada delapan santri, Gontor putra di Magelang ada tiga orang. Sisanya, ikut saudaranya di Solo.
"IKPM telah berkoordinasi dengan Pemkot jauh-jauh hari. Pak Wali Kota memberi izin dengan syarat menandatangani sejumlah surat pernyataan. Kami juga telah menjelaskan kondisi pondok selama wabah Corona," terang Fuad.
Fuad menambahkan, di pondok sudah ada bagian kesehatan yang terdapat dokter dan Dinas Kesehatan setempat.
Sejak Februari, para santri sudah dikarantina di pondok. Setiap tiga hari dilakukan penyemprotan sekitar pondok. "Santri 100 persen dilarang untuk keluar, bahkan kunjungan wali santri tidak boleh, paket juga tidak boleh sejak Februari," ungkapnya.
Para santri tersebut mendapat libur selama 14 hari. Nantinya, setelah 14 hari di rumah, IKPM akan melakukan koordinasi untuk memberangkatkan seluruh santri kembali ke pondok.