Industri Film Diyakini Bangkit Pascapandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 berdampak positif bagi layanan tayangan platform digital.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha di sektor ekonomi kreatif khususnya bidang perfilman tetap optimistis menghadapi pandemi Covid-19. Para pengusaha berusaha mengambil sudut pandang positif agar dapat terus produktif dalam situasi sulit imbas Covid-19 saat ini. Mereka tetap yakin industri film akan bangkit pascapandemi.
CEO Goplay Edy Sulistyo mengatakan, situasi Covid-19 membuat deretan produksi film miliknya terpaksa dihentikan sementara demi keselamatan artis, pekerja kreatif, serta kru perfilman. "Kami melihat dampak positif terhadap industri, terutama layanan over the top (OTT) yang jadi produk andalan Goplay," kata dia, Kamis (16/4).
Sebuah diskusi virtual bertajuk 1 Hari dari Orang Film yang mengangkat tema "Inovasi Industri Film dalam Masa Pandemi" digelar pada Rabu (15/4) untuk mengetahui perkembangan perfilman pada masa darurat Covid-19. Yang turut menjadi narasumber dalam acara itu adalah Edwin Nazir selaku Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) serta Joshua Simanjuntak selaku Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf.
Saat kampanye untuk di rumah saja, Goplay memberikan layanan gratis masyarakat untuk menikmati hiburan. "Tanpa kami sadari, terdapat imbas yang luar biasa karena engagement terhadap platform kami naik 10 kali lipat," kata Edi.
Dia menyebut, dalam situasi itu banyak masyarakat yang memberikan apresiasi lebih terhadap film Indonesia. Mereka baru menyadari film Indonesia sudah makin baik secara kualitas, tidak kalah dengan film-film produksi luar secara cerita ataupun skala produksi.
Dari situasi ini, ia menilai, ini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk lebih memperkenalkan film Indonesia dan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap film Indonesia. "Sehingga setelah Covid-19, film Indonesia akan kembali lebih kuat dari sebelumnya," kata Edi.
Situasi saat ini juga dimanfaatkan pihak Goplay untuk memperbaiki atau menggali lebih dalam karya-karya yang akan mereka produksi. Menurut dia, sangat memungkinkan bagi penulis-penulis untuk membuat pengembangan karya yang jauh lebih baik. Pasalnya, saat ini mereka mempunyai banyak waktu untuk berkarya dibandingkan saat sebelumnya. "Mereka bisa berpikir lebih jernih dan berkolaborasi untuk bisa berkarya lebih baik lagi," ujar Edi.
Hal senada dikatakan Ketua Aprofi Edwin Nazir. Menurut dia, banyak rumah produksi yang filmnya masuk dalam tahap praproduksi maupun pascaproduksi dengan memanfaatkan situasi saat ini untuk mengerjakannya dengan lebih baik. "Harapannya, saat situasi membaik, mereka bisa langsung berproduksi dan film yang sudah tahap pascaproduksi juga bisa langsung tayang di bioskop," ujarnya.
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Joshua Simanjuntak mengapresiasi optimisme yang ditunjukkan pengusaha sektor industri kreatif, khususnya di bidang perfilman. Dia tidak menampik kondisi saat ini memberikan dampak yang berat bagi industri perfilman yang termasuk satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif.
Joshua mengajak seluruh pihak terkait terus berupaya untuk membantu industri film ini terus bertahan. "Kami terbuka dengan ide-ide baru yang melibatkan semua lapisan masyarakat. Bersama pelaku industri, kita mencari cara untuk bisa membantu," kata Joshua.