Peretas Incar Lembaga Riset Pengobatan Virus Corona
Pejabat senior FBI sebut peretas incar riset pengobatan virus corona
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat senior keamanan siber intelijen Amerika Serikat (AS) FBI mengatakan peretas dari pemerintahan asing membobol institusi yang melakukan penelitian terhadap obat virus corona. Hal ini disampaikan Deputi Asisten Direktur FBI Tonya Ugoretz.
Dalam diskusi daring yang digelar Aspen Institute, Ugoretz mengatakan lembaganya juga melihat peretas yang didukung pemerintah tertentu itu sedikit menyentuh sektor kesehatan AS. Ugoretz tidak menyebutkan nama negara tertentu yang ia maksud.
"Kami melihat adanya aktivitas pengintaian dan beberapa penerobosan, ke beberapa institusi, terutama mereka yang secara terbuka menyatakan mereka sedang melakukan penelitian terkait virus corona atau Covid-19," kata Ugoretz, Jumat (17/4).
Selain tidak menyebutkan nama negara, Ugoretz juga tidak mengidentifikasi perusahaan atau institusi yang diretas. Ia mengatakan masuk akal apabila ada organisasi yang sedang mengerjakan obat atau vaksin potensial untuk mempublikasikan pekerjaan mereka.
"(Namun) sisi buruknya adalah hal itu membuat mereka ditandai oleh negara lain yang tertarik untuk mengumpulkan detail tentang apa yang sedang mereka kerjakan dan mungkin mencuri informasi yang menjadi hak intelektual lembaga-lembaga itu," tambah Ugoretz.
Ugoretz mengatakan peretas-peretas yang didukung negara kerap mengincar industri biofarmasi. "Semakin meningkat selama krisis ini," katanya.
FBI dan Kantor Direktur Intelijen Nasional belum menjawab permintaan komentar. Pusat Analisis dan Berbagi Informasi Kesehatan di Florida yang mengkoordinir keamanan siber seluruh sektor kesehatan AS juga belum menjawab permintaan komentar.
Sejak wabah virus corona mulai merebak di luar China. Lembaga keamanan siber AS sudah melihat potensi peretasan terhadap institusi penelitian dan kesehatan yang berkaitan dengan pengobatan dan vaksin Covid-19.
Bulan lalu ada laporan tentang dua upaya peretasan yang tak saling berkaitan terhadap sistem jaringan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menjadi lembaga yang memimpin upaya internasional dalam mengatasi pandemi virus corona.