6 Cara Atasi Insomnia Akibat Cemas Soal Covid-19

Psikolog membagikan enam tips untuk mengatasi insomnia akibat cemas soal Covid-19.

Republika/Wihdan Hidayat
Insomnia (ilustrasi). Kecemasan akibat Covid-19 dapat membuat orang menjadi insomnia.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan orang untuk mengelola stres tentu berbeda-beda. Di masa pandemi Covid-19, kecemasan yang didatangkan oleh infeksi virus corona tipe baru itu bahkan ada yang sampai membuat orangsulit tidur.

Media sosial Twitter pun menjadi tempat mengadu orang-orang insomnia karena pandemi itu.

Baca Juga



“Apakah ada yang bisa tertidur lagi,” tanya salah satu pengguna Twitter.

“Adakah yang tidak bisa tidur,” tanya pengguna lainnya pukul 03.00 dini hari.

“Saat ini, ada orang yang tidak bisa tidur atau bangun di tengah malam. Kedua skenario itu disebabkan stres,” kata psikolog klinis dan pendiri NYC Sleep Doctor, Janet Kennedy dilansir laman Men's Health.

Menurut Kennedy, tubuh manusia dirancang tetap terjaga ketika ada ancaman, seperti perang. Dalam hal ini, Covid-19 adalah penyerang orang-orang di seluruh dunia.

"Ibaratnya, jika Anda tertidur di tengah-tengah krisis, Anda tidak akan selamat,” ujar Kennedy.

Menurut Kennedy, memang mustahil seseorang bisa bersantai ketika harus memikirkan ekonomi, pekerjaan, dan kesehatannya. Keadaan stres berkepanjangan memaksa tubuh untuk berpikir bahwa tubuh perlu bereaksi setiap saat.

“Tubuh kita salah sasaran,” kata dia.

Tantangannya, sampai sekarang belum ada kabar membaik terkait akhir krisis ini. Itu berarti, masyarakat bisa mengalami insomnia untuk sementara waktu.

Di lain sisi, orang bisa belajar mengelola ketidaknyamanan dan memikirkan hal menyenangkan sepanjang hari untuk membantu tidur nyenyak pada malam hari. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi sulit tidur akibat rasa cemas dan stres.

Lakukan hal menyenangkan

Lakukan banyak hal yang Anda nikmati sepanjang hari. Pikiran negatif sangat menguras energi. Dosis-dosis kecil pokiran positif sepanjang hari bisa menangkal efeknya.

"Jika Anda hanya melakukan hal-hal yang menciptakan keseimbangan, itu membuat sebagian perhatian Anda menjauh dari hal-hal negatif,” kata dia.

Relaksasi

Kennedy menyarankan untuk mencoba semua teknik relaksasi dalam mengurangi kecemasan. Meditasi, yoga, dan pernapasan dalam bisa dicoba. Namun, kegiatan itu belum tentu menyenangkan bagi semua orang. Anda bisa memikirkan kegitan kecil yang membuat bahagia, seperti menonton video Youtube, membuat panggilan video dengan teman-teman, membuat popcorn, atau melihat meme lucu.

Jangan tidur melulu

Cobalah untuk tidak berbaring di tempat tidur berkepanjangan. Menunggu kantuk bisa membuat orang frustrasi, jadi jangan lakukan itu.

Psikolog klinis Joshua Tal merekomendasikan orang yang tak bisa tidur untuk menonton acara TV yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kegiatan itu bisa membuat pikiran tetap sibuk, sehingga Anda tidak khawatir tentang tidur atau keadaan dunia.

Jika memungkinkan, sebaiknya hindari tayangan yang terlalu mendebarkan. Alasannya, beberapa pasien tidak bisa tidur setelah menonton Tiger King karena terlalu merangsang.

Mengotak-atik puzzle, mencuci piring, atau membersihkan tempat sampah adalah kegiatan tengah malam lainnya yang baik. Anda bisa mengerjakan suatu “proyek” yang tidak perlu diselesaikan dalam satu kesempatan.

Persiapan makan untuk besok

Anda tidak perlu memasak hingga lima hidangan, tetapi cukup memanggang ringan. Tal mengatakan, memasak bisa membuat santai bagi sebagian orang.

“Sesuatu yang saya rekomendasikan adalah orang-orang menyiapkan makanan yang lambat dimasak,” kata Tal.

Tetaplah pada rutinitas Anda

Anda mungkin tergoda tidur larut malam, tidur siang, atau tidur sepanjang waktu saat berada di rumah. Namun, mengubah jadwal seperti itu hanya membuat Anda merasakan malam gelisah.

"Tubuh kita menyukai keteraturan," ujar Tal.

Bangun lebih siang, padahal biasanya bangun pagi hanya membingungkan tubuh Anda.

Terima keadaan

Anda mungkin lelah untuk sementara waktu. Pada akhirnya, tidak ada yang dapat menahan insomnia yang disebabkan karantina mandiri. Namun, terlalu fokus pada kurang tidur hanya akan membuat Anda semakin terjaga.

"Ketika Anda melepas tekanan, itu membuat tidur lebih mudah,” ujar Kennedy.

Akhirnya, Anda akan menyesuaikan diri dengan waktu yang tidak nyaman ini. “Hal terbesar bagi saya adalah membantu klien menerima bahwa mereka akan memiliki masalah tidur. Ketika kamu menjadi terbiasa dengan apa yang sedang terjadi, maka kamu akan tidur lebih baik,” kata Tal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler