Pemudik Kembali ke Yogyakarta Sudah Tembus 81 Ribu Orang

Pendataan jumlah pemudik belum mencakup kendaraan pribadi.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Pekerja berjalan di halaman Gedung BUMDes di Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (13/4/2020). Pemerintah Desa (Pemdes) Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul mengalihfungsikan gedung BUMDes menjadi tempat karantina bagi pemudik yang datang ke desa tersebut
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Tavip Agus Rayanto mengatakan, pemudik yang datang ke DIY selama masa Covid-19 sudah mencapai 81 ribu orang. Jumlah tersebut merupakan tujuh persen dari total perantau yang ada di kawasan Jabodetabek.

Baca Juga


"Selama dua pekan dari kereta api, pesawat, bus di empat terminal ada Terminal Giwangan, Wates, Jombor dan Gunung Kidul itu sekitar 81 ribuan. Itu belum termasuk pendataan kendaraan pribadi," katanya di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (23/4).

Menurutnya, saat ini masih ada 36 persen perantau yang belum mudik ke DIY. Selain itu, lebih dari 50 persen perantau yang tidak memutuskan mudik.

"Tentunya yang menjadi perhatian besar saat ini adalah 36 persen perantau ini," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya memperketat akses mudik yang masuk ke DIY terutama di kawasan perbatasan, dengan mendirikan tiga posko pemeriksaan dan pengawasan terhadap pemudik yang masuk. Posko tersebut di antaranya ada di Jalan Magelang, Kecamatan Tempel, satunya di perbatasan yang ada di Prambanan, Jalan Solo dan satu lainnya di Kulon Progo. Pemeriksaan dan pengawasan itu dilakukan selama 24 jam.

"Satu shift yang bertugas sejumlah 25 personel yang berasal dari TNI, Kesehatan, Polri, Satpol PP, dan Dishub. Pemeriksaan di tiga posko tersebut kita terapkan tiga shift dan kita prioritaskan dari zona merah karena punya potensi untuk menularkan virus," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler