Rumah Zakat Telah Distribusikan 4 Ribu APD
Rumah Zakat menargetkan akan memberikan 10 ribu APD ke berbagai Rumah Sakit
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mencegah penyebaran dan membantu masyarakat terdampak wabah Covid-19, Rumah Zakat terus mendistribusikan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk tenaga medis yang ada di berbagai rumah sakit dengan menggandeng berbagai pihak. Salah satunya, bekerja sama dengan PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia).
"Kami menargetkan akan memberikan 10 ribu APD ke berbagai Rumah Sakit dan Puskesmas. Saat ini, yang sudah distribusikan sebanyak 4 ribu APD, termasuk bantuan dari HSBC," ujar CEO Rumah Zakat Nur Efendi kepada wartawan, Jumat (24/4).
Menurut Nur Efendi, semakin banyak kolaborasi dengan berbagai pihak maka akan banyak yang bisa didistribusikan di seluruh Indonesia. Selain memberikan bantuan APD, Rumah Zakat pun memiliki program untuk melunasi hutang masyarakat yang tak mampu. Terutama, prioritasnya adalah masyarkat yang terdampak Covid-19.
"Pembebasan hutang ini prioritasnya masyarakat yang terdampak Covid-19. Rumah Zakat akan membantu hutang-hutang yang produktif bukan konsumtif karena agar mereka bisa menjalankan usahanya," katanya.
Nur Efendi mengatakan, ia mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang HSBC berikan kepada Rumah Zakat dalam menyalurkan bantuan untuk program Bersama Hadapi Corona.
"Kolaborasi ini semoga menjadi kontribusi dalam mendukung program pemerinta negara Indonesia," kata Nur.
Nur Efendi menyatakan bahwa dalam penanganan pandemik Covid-19 ini Rumah Zakat membaginya dalam program jangka pendek dan jangka panjang. Program jangka pendek terbagi dalam 3 fase, yakni inkubasi, kurasi, dan resesi. Dalam ketiga fase tersebut Rumah Zakat menghimpun dana-dana kemanusiaan untuk disalurkan pada program edukasi, aksi pencegahan penyebaran wabah, bantuan kesehatan, hingga bantuan pangan. Sementara program jangka panjang yang digulirkan oleh Rumah Zakat antara lain ketahanan pangan, padat karya produktif, hingga pemberdayaan ekonomi tani dan UMKM.
"Kami menyadari bahwa efek dari bencana nasional Covid-19 ini tak hanya berpengaruh pada kesehatan tapi juga perekonomian masyarakat karena angka kemiskinan yang diperkirakan meningkat," katanya.
Namun kata dia, ia optimistis dengan bersama dapat membantu pemerintah dalam mengatasi krisis ini melalui pemanfaatan dana ZISWaf dan kemanusiaan untuk program-program produktif.
Nur Efendi menjelaskan, kerja sama yang dijalin dengam HSBC, berupa bantuan untuk Tenaga Medis di 35 rumah sakit dan paket Sembako Bingkisan Keluarga Pra Sejahtera (BKP). Penyaluran APD akan dilakukan di 24 titik kota/kabupaten yang tersebar di 15 provinsi. Sementara paket Sembako BKP akan didistribusikan ke 11 kota/kabupaten di tujuh provinsi.
Menurut Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Sumit Dutta, langkah ini merupakan salah satu dari serangkaian kontribusi HSBC Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19, terutama di daerah yang rentan. Karena, saat ini dunia dihadapkan pada pandemi Covid-19, HSBC Indonesia bersama seluruh masyarakat di Indonesia membantu membatasi penyebaran virus dan meringankan kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat akibat wabah ini, di tempat kita tinggal dan bekerja.
"Prakarsa yang sedang berlangsung mencakup banyak aspek untuk menangani tantangan ini. Dari staf dan lingkungan kerja, ke proses dan teknologi serta bantuan untuk nasabah, masyarakat dan pemerintah, Bank berkontribusi dalam segala cara,” katanya.
Selain itu Head of Corporate Sustainability PT Bank HSBC Indonesia Nuni Sutyoko menyampaikan bahwa pihaknya memahami adanya dampak kesehatan dan gangguan ekonomi sebagai akibat dari Pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
“Karenanya kami bermitra dengan berbagai organisasi yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang tepat untuk dapat membantu menyalurkan kontribusi kami, seperti Rumah Zakat,” kata Nuni.
Menurutnya, rangkaian kontribusi kemasyarakatan HSBC Indonesia terkait Pandemi ini, selain berkontribusi bagi para petugas medis, juga termasuk penyuluhan terkait pentingnya menjaga jarak sosial, sanitasi, dan diam di rumah, terutama bagi masyarakat rentan.
Selain bantuan bersifat segera untuk membantu penanganan wabah tersebut, kata Nuni, pihaknya senantiasa menggali beragam cara kami dapat membantu dampak jangka pendek maupun jangka panjang terkait kegiatan ekonomi masyarakat. "Kami akan kabarkan tiap langkah yang akan kami lakukan,” kata Nuni.
Menurut salah seoran penerima manfaat Warga Babakan Sari Kiaracondong, Kota Bandung, Mumun (50 tahun), sebagai seorang janda sudah bertahun-tahun ia menghidupi anak-anaknya dengan berjulan. Biasanya, setiap hari, ia mendapatkan Rp 60 sampai Rp 70 ribu.
"Sejak corona, pendapatan saya sekarang nol. Saya ga bisa berjualan makanya sangat berterima kasih mendapatkan bantuan Sembako dari Rumah Zakat," katanya.